Monday 14 February 2011

Hawa's Heart - Cahaya

Cahaya


Terasa mulas & sesak tiap kali teringat dia telah mempunyai calon istri. Sang hawa, terdiam kemudian terlena dia dalam pembaringannya.


***

"halo, assalamu'alaikum?" terdengar suara laki-laki di ujung telepon. Beku, sang hawa terdiam.
"wa'alaikumsalam, tumben telp? Kamu sedang bermimpikah?" balas sang hawa
"aku ingin bertemu, kamu aku tunggu di Rumah makan jingga" balas pria itu. Masih dengan terdiam dalam dinginnya sang hawa hanya lirih bersuara meng'iya'kan ajakan itu.
Tempat makan itu ramai, banyak pemuda pemudi nongkrong menghabiskan waktu, atau entah dengan tujuan apa mereka di sana. Sang hawa mencari-cari sosok pria itu, entah dimana tempat itu terasa ramai dan memusingkan.
"aku di sini" teriak seorang pria. Hampir berhenti jantung sang hawa melihat sosok pria itu. Dia tak sendirian, dia berada di tengah teman-temannya dan mereka perempuan meskipun tak semuanya.
"duduklah" ajak pria itu.
"inikah yang mau kau perlihatkan padaku sang adam??" lirih sang hawa sambil menahan tangis. Sang adam hanya terdiam, terlihat aneh di mata sang hawa.
"setelah sekian lama kau diamkan aku, tak perdulikanku bahkan menganggapku tak ada masihkah kamu terus menyiksa batinku dengan mengajakku ke sini bersama teman wanitamu?"

***

"hawa, aku mengajakmu kesini ingin aku perkenalkan kamu pada teman-temanku agar kau tak lagi terpasung dalam kesendirian dan deritamu. Aku ingin kau kembali bersinar dan menjadi cahaya di setiap gelap yang ada"

***

allahuakbar allahuakbar
Suara adzan mengagetkan sang hawa.
Ah, dimana aku kenapa aku ada di kamar?
MasyaAllah, ternyata hanya mimpi.
Diam, mencoba sang hawa mengumpulkan seluruh kesadarannya.
"nak, sudah subuh ayo sholat dulu" suara perempuan tua menyadarkan sang hawa
"iya nek, aku segera mandi kemudian sholat" balas sang hawa.

Ya Allah, andaikan mimpi itu adalah nyata...

12 Januari 2011 jam 9:32

_________________________________________________________

Rasa

Panas hati luahkan emosi yang merajai kalbu.
Lenguh tangisan mencabik semu ruang yang ada.

Sesak tersisa, kala terbaca mata tiap ketikan katamu dalam status dan percakapan yang ada.
Setahun tlah berlalu dalam penantian kasihmu.

Akankah benar ini takdirku?
Takdir nyata bahwaku tak kan pernah di cinta orang yang ku cinta?

Ya Ro'uuf, bisakah sekali ini kau sematkan dalam hatinya rasa cinta padaku?

27 Januari 2011 jam 11:05
_________________________________________________________

Pingsan

Dua kali sudah aku pingsan di rumah itu. Teringat beberapa tahun yg lalu, kepalaku sampai menghantam bathup di kamar mandi sampai tak sadarkan diri karena menahan sakit yang teramat sangat di tubuh.
Hari inipun begitu.
Jantungku terasa panas, mungkin terlalu banyak aku tuangkan sambal di  mangkuk baksoku. Teringat dia tengah bersenang-senang di bromo, makin panas aku rasa.
Panas jantung dan kepala ini, tubuh terasa sakit dan dingin tapi  panas. 
Mual ingin muntah, akhirnya aku rebahkan tubuh di sofa sebelum beristirahat di pembaringan..

Sakit, namun ku rasa malaikat izroil masih enggan menjemputku..

29 Januari 2011 jam 18:05
_________________________________________________________

Hempasan Harapan

Getir, 
Dengan menahan tangis Sang Hawa terus lantunkan ayat-ayat Suci di pertigaan malamnya. Kali ini pikirannya kurang fokus sampai dia merasa malu pada Sang Illahi betapa buruknya lantunan ayat suci dari bibir pucatnya itu.

Kembali teringat perjuangan menggapai citanya dua hari belakangan ini. Ya, sekilas ada harapan dia kan melanjutkan studinya yang sempat terputus itu. Sang Hawa bertekad dengan sisa usia yang dimiliki, berjuang sampai akhir menggapai segala kemungkinan.

Kerja sambil kuliah lagi, ya PASTI bisa asal ada KEYAKINAN & USAHA.

"maaf saudari Hawa, anda sudah 2 semester tidak melakukan registrasi. Apa anda tidak membaca buku akademik?"
Bla bla bla. Entah apa lagi yang 'orang-orang' itu katakan. Kepala Hawa sudah rasa mau pecah harus berjalan kesana kemari, naik turun tangga, bicara ke orang itu orang ini. Nyess, letih jiwa raga dan hati. Diam sambil menahan sakit, sang Hawa mencoba tegar.

Tenang, Ada Allah kok!

Entah, terasa letih! Semua RENCANA HIDUPNYA gagal pula kali ini. MasyaAllah, mungkin sudah jadi ketetapanNya.

Ingin marah, benci, kesal tapi HATIku tak bisa dan tak memperkenankannya.
"sudahlah Hawa, jangan dengarkan omongan mereka. Takdir seseorang ke depan tidak ada yang tahu" hibur Fitri sahabat Hawa sambil menyodorkan tissue.

"iya, aku juga kan berusaha TEGAR, tenang saja" balas sang Hawa

"tegar, ya ya itu ucapku! Tapi airmataku tak dapat menipu luka ini" batin sang Hawa

Semua kejadian kemarin membuat KERAGUAN sang Hawa kembali hadir. Sekali lagi dan entah yang keberapa!

Adegan demi adegan yang di lalui tak mampu terlukis dalam KATA, namun SUNGGUH! Tuhan punya cara agar hambaNya tak terlalu bersedih hati.

"Hawa, sang Hawa tak boleh bersedih lagi!" suara lembut malaikat terdengar lirih

Sang hawa tahu, dan tertegun! Mungkin, RENCANAku tak sejalan dengan RENCANA Tuhan.
Sekali lagi!

Lalu, apa yang Tuhan kehendaki dari Seorang Hawa?

02 Februari 2011 jam 4:27
_________________________________________________________

Bukan

Saya bukan Maharani (dalam novel Diorama Sepasang Albana) yang mendapatkan seorang Rian Fikri
Saya bukan Deyana dalam novel Facebook on Love yg mendapatkan Fadly Kusharyawan
Saya bukan Kito Aya

Saya bukan tha ghu
Saya bukan Ana dalam KCB
Saya bukan Unso dalam Endless Love
Saya bukan Barbie
Saya bukan Chairil Anwar
Saya bukan ikal dalam Laskar pelangi
Saya bukan Naruto
Saya bukan Cinta dalam AADC

saya, saya bukan siapa-siapa..
Saya hanya seorang Hawa.

03 Februari 2011 jam 17:31
_________________________________________________________

Onthel

"bibiiiikkk!" saya pinjam sepedanya dulu mau ke toko.

"iya silahkan, hati-hati ya" jawab bibi

Wah, naik onthel bisakah?
Aku sudah lama tidak naik sepeda.
bismillah, berangkaaaat!

Hemmm, tangan ini masih bergetar mengendarai onthel.
Hemm, susah-susah gampang ternyata!

Brak!!
Ow ow ow, ternyata keranjangnya bolonk!
Walhasil si ' Loyal' jatuh! Pecah pulaa! Hisk!
Tak apa, lanjut saja.

"wah, buat baby-nya ya mbak?"
"eh, enak saja! Saya kan masih gadis!" 
(emg mukaku kayak emak-emak ya?) 
>.<

Sampai juga tuh bedak baby di keranjangnya onthel.
Ya beginilah saya, emang 'baby' saja yang boleh pake bedak baby?

06 Februari 2011 jam 16:52
_________________________________________________________

Cathy

Meow.

"Ih neh kucing, saya lagi capek malah ngajak maen" sang hawa terduduk di sebuah kamar yang baru.
"maaf mbak, kucingnya memabg nakal dan sok SKSD (sok kenal sok dekat)" kata perempuan muda teman sang hawa.
"iya tidak apa-apa, saya juga suka kucing kok! Dia imut, bulunya juga lembut"

Meow!
"hih, maunya kucing ini apa ya?"
"hehe, dia memang begitu mbak suka ngerecoki kalau lagi ada orang yang makan."

Meow
"hiiihh, maunya apa lagi?"
"kwkwkwkw, dia juga suka 'nyakari' plus 'maenin' rok panjangnya cewek mbak"

Meow
"oh no! Oh tidak! Oh my LORD, Nih 'pussy' juga gangguin saya sholat"

meow meow meow
You're so nakal tapi ngangenin juga.

Cathy, how are you today?

07 Februari 2011 jam 2:09
_________________________________________________________

Angin

Angin, kau lembut membelai di saat panas terik hendak keluarkan bulir keringat.
Angin, kau hadir bagai tangan kedua Tuhan hindarkan tangis bayi yang sedang kepanasan
Angin, kau pulalah yang bawa terbang serbuk sari dari para bunga hingga mereka dapat meneruskan ras bunga mereka di tempat lain
Angin, kau datang atas ijin dan suruhanNya.
Angin, namun sesekali janganlah kau berdatangan dengan intensitas yang melebihi kuota agar tak ada lagi rumah-rumah yang hancur karena sapuanmu?
Angin, lembutlah kau dalam bekerja.

07 Februari 2011 jam 14:36
_________________________________________________________

Am I?

She's crying.
Again n again.
What happen with her?
It's about her disease?

***

Sang hawa kembali tersungkur di malamnya beralaskan sajadah biru.
lirih jatuh membasahi mukena, air mata mulus meluncur dari kulit wajahnya.
Tertatih tangan sang hawa mengambil Al Qur'an d atas lemari bajunya.
Dia tenggelam hibur diri dalam kalamNya.
Mungkin luka itu akan mengelupas dengan sendirinya malam ini dan terbitkan mentari di wajahnya.
Namun lirih terdengar jeritan dari dalam hatinya.
Am I is uyour enemy?

08 Februari 2011 jam 1:16
_________________________________________________________

Breakfast

"kak, tolong setrikain celana adik ya!"
"iya dik, sebentar ya" balas sang hawa

¤¤¤

"nek, kami berangkat dulu ya!" teriak sang hawa
"lho, ndak makan dulu ta? Nanti kamu pusing dan sakit lagi!"
"ndak usah nek, aku minum teh hangat saja! Aku juga sudah 'sangu' cokelat kok!" sang hawa tersenyum sambil menahan sakit di perutnya
"kok kamu jadi tidak pernah makan pagi? Memang tidak enak ya masakan nenek?" sang hawa terdiam.
"bukan begitu nek, aku tidak enak makan nanti malah mau muntah lagi pula adik juga sudah  mau berangkat nanti kan kasihan kalau telat" elak sang hawa
"please, jangan paksa aku makan!" Batin sang hawa.

08 Februari 2011 jam 10:17
_________________________________________________________

Remove

"setelah tahu akun FB saya satunya, lalu kamu me-remove saya dari FB kamu ya?" tanya sang hawa selang menit berlalu, Ada IM masuk di ponsel hawa.

"sebenarnya saya sudah lama tahu, saya tahu dari bahasamu"
"tapi kamu sudah keterlaluan!"
"makanya saya remove kamu"

Diam...
Hening...

Sang hawa terhenyak sebentar membaca IM sang adam

"keterlaluan apa?"
"ok, it's no problemo! Toh bukan saya yg memutuskan tali silaturahmi"
"mati satu tumbuh seribu, begitu kan?"

Diam! Jantung sang hawa berdetak kencang.

Di luar hujan gerimis mengiringi langkah kaki sang hawa yang tengah berjalan hendak membeli kertas origami. Ada niat hati membuat lanjutan tentang kisah 'burung bangau' yang akan terbangkan asa cinta sang hawa.

08 Februari 2011 jam 21:10
_________________________________________________________

Time to...

"Bunda, saya tidak sempat makan lagi! Maaf ya!" sapa hawa
"kamu itu, gimana bunda tidak mau marah kalau kamu tidak sempat makan trus tiap pagi?"
"hehehe, tidak apa-apa kok bunda saya sudah bawa madu & chocholatos, tadi juga sudah minum teh hangat" jelas sang hawa.

Usai berpakaian sang hawa mendapat telepon dari seorang teman. Oh no! Oh tidak!! My mother still in this room.

"siapa yang telepon kamu pagi-pagi begini?" tanya bunda.
"cuma teman kok bunda. Teman di kampus dulu, hanya tanya kabar" jawab sang hawa

Sambil menyetrika sang bunda berpesan, "kamu sudah saatnya membuka hati, jangan kamu tutup terus hatimu apalagi untuk menunggu seseorang yang belum pasti apalagi dia anaknya kyai bukan?Kita ini cuma orang biasa nak"

Sang hawa terdiam.

"iya bunda, saya juga tidak mengharapkan dia lagi malah sekarang kami sedang bermusuhan" balas sang hawa.

Sang bunda hendak berbicara, tapi kemudian sang hawa menyambar helm hendak 'kabur' dari pembicaraan yang 'menyakitkan' itu.

"nek, bun, saya berangkat dulu! Assalamu'alaikum!!"

Di atas motor sang hawa terdiam, Maaf bun, saya belum siap untuk itu!"

09 Februari 2011 jam 8:05
_________________________________________________________

Blood

Sang hawa termenung, kepalanya sakit bukan main. Ada beban yg tak terucap. Masih ada banyak kejujuran yang belum terkuak waktu.

Ah, dari dalam mulut terasa 'liquid' yang rasanya aneh. Segera disambarnya tissue, 'liquid' itu tampak tersungging indah di putihnya tissue.

Aduh, sudah terlambat. Tidak ada waktu untuk membuang tissue itu. Mana merembes ke taplak meja lagi. sang hawa gusar.

Sudahlah, maybe later i'll remember 'bout that!

Sudah dua hari, noda itu tercetak jelas di taplak meja. Sang hawa hanya cuek bebek, tak mampu ucap pada bunda.

09 Februari 2011 jam 9:27
_________________________________________________________

Next second

Bagaimana esok? Bulan depan? Tahun depan?
Prepare?
Apa yang mampu dipersiapkan sang hawa untuk ke depannya?
Bahkan untuk 5 detik lagi dia tak kan tahu apa yang terjadi.

Lelap, matanya terpejam tapi tiap massa atom di tubuhnya tetap bergejolak seolah tak tidur.
Seperti sang Tuhan yang tak pernah tidur, setia menunggui tiap hambaNya, senantiasa memperhatikan dan mencukupi tiap kebutuhan hamba-hambaNya.

Sang hawa, ya dia merasa memang ada yang memperhatikan.
Apa itu sang Tuhan atau perasaan hati yang tak tenang yang dalam bahasan psikologi klinis atau abnormal disebut sebagai gangguan kecemasan?

Oh Tuhan, hanya Engkau yang tahu pasti.

09 Februari 2011 jam 11:04
_________________________________________________________

Bukan Boneka

Sekali lagi, bulir airmata itu menetes di pipi sang hawa.

Saya lelah, tercabik masa hati ini. Terombang-ambing hati terbawa hempasan egoisme makhluk yang bernama 'manusia'.

Bagai terkuliti jaman, hati sang hawa bagai setipis daging 'dendeng' yang biasa di jual di kaki lima dengan harganya 'depend' dari proses pembuatan & jenis daging yang digunakan.

Tidak! Sang hawa terjungkal lagi kali ini. Dia menangis menahan luka di 'lutut' hatinya.

Tersentak! Ada yang bicara di dalam hatinya.
"saya bukan boneka yang tiap detik, setiap inci gerak dan tingkah lakunya di gerakkan oleh sesuatu yang bukan saya!"

10 Februari 2011 jam 4:20
_________________________________________________________

The Way to Be Happy

Seorang pakar psikologi AS bernama D. Dikcs mengatakan bahwa kehidupan yang bahagia adalah SENI YG INDAH. Ia mempunyai 10 point sasaran:

1) biasakanlah diri anda melakukan pekerjaan yang anda sukai. Jika pekerjaan itu tidak mudah anda lakukan. Isilah waktu senggang untuk menyalurkan hobi yang paling anda sukai, kemudian dalamilah dia.

2) perhatikanlah kesehatan fisik, karena  sesungguhnya kesehatan fisik adalah jiwa kebahagiaan, yaitu dengan mengatur pola makan & minum tanpa berlebihan, membiasakan olah raga & menjauhi kebiasaan buruk & merugikan.

3) Hendaklah anda mempunyai sasaran dalam hidup anda, karena sesungguhnya hal tersebut akan membangkitkan gairah & semangat anda.

4) Jalani hidup menurut apa adanya & terimalah segala sesuatux, baik yang manis maupun pahit dengan hati yang lapang.

5) Hayati hidup yang sedang dijalani: jangan menyesali hal yang sudah berlalu: & jangan pula memusingkan hari esok yang belum tiba.

6) Gunakanlah pikiran anda sebelum melakukan pekerjaan apapun atau keptusan apapun, agar kelak tidak mencela orang lain atas keputsan anda & apa yang bakal anda peroleh nanti.

7) Senantiasalah memandang orang di bawah anda.

8) Biasakanlah diri anda untuk murah senyum, berjiwa periang & berteman dengan orang-orang yang optimis

9) Hendaklah anda berbuat untuk membahagiakan orang lain agar beroleh harumnya kebahagiaan

10) Pergunakanlah berbagai kesempatan yang cerah lagi indah & anggaplah itu sebagai terminal keharusan bagi kebahagiaan. 

10 Februari 2011 jam 11:47
_________________________________________________________

Closer

Kita memang tidak ada yang akan tahu apa yang terjadi nanti.
1 jam, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan bahkan 1 tahun lagi.

Dia semakin mendekat aku rasa.
Dia yang tak berani aku katakan.
Dia yang dingin yang khusus diciptakan Tuhan untuk membawa tiap hambaNya kembali dalam pelukanNya.

Aku gelisah, bekalku sangat tak cukup.
Dosaku masih menumpuk.

Redup, mataku lelah menatap apa yang terlihat.
Sakit yang ada menjadi satu keluhan yang tak terelakkan.

1 lagi terasa ada sebilah pedang yang menghujam jantung, membasahkan tubuh dengan anyir darah.
Pedang itu mungkinkah sosok sang adam yang dingin?
Mungkinkah bertemu sang adam untuk menjawab semua tanya?
Ataukah aku terlanjur bertemu sang Izroil sebelum satu tanya terjawab?

10 Februari 2011 jam 14:06
_________________________________________________________

Tangis di Pagi Biru

"Hawa cepat bangun, ayah kamu meninggal!" sang hawa tersentak kaget.
Ya Allah, tidak! Aku mohon! Jangan ambil dia!

Hawa kemudian memasuki ruangan tempat sang ayah berbaring. tetiba saja tubuh Hawa lunglai. Ya Allah, aku harap ini hanya mimpi.

"biar kamu pulang dulu dengan ibumu memakai mobil Pak Dhe. Siapkan semua di sana dan biarkan kami nanti pulang dengan mobil jenazah." Suara lelaki paruh baya itu mengembalikan kesadaran Hawa di sela isak tangis yang kian membuncah.

Sepanjang jalan hawa terdiam, tak mungkin ia kembali menangis dengan seorang perempuan tengah bersandar padanya. 

Sesampai di rumah, semua telah menunggu. Isak tangis terdengar dimana-mana.
"Hawa, bapakmu?! Kok bisa secepat ini?" Hawa tak mampu berbicara tubuhnya lemas. Brakkk!Hawa pingsan!

"Bapak mana?? Kenapa semua berkumpul di sini? Knpa menangis!?" sang hawa lemas berkata. Ketika kesadarn mulai menguasai tiada yang bisa dilakukan hawa kecuali diam. Dia pandangi jasad sang ayah yang terbujur kaku.

"Saya mau ikut ke pemakaman" seru Hawa.

Sesampai di pemakaman Hawa tak sanggup melihat jasad sang ayah dimakamkan. Bersatu kembali dengan tanah. Segerombolan orang datang menyusul ke pemakaman, mereka adalah teman kakak Hawa.

"Kamu yang kuat ya!" salah seorang dari mereka berbicara sambil memeluk Hawa yang hampir pingsan di pemakaman.

Getir, sesak, dan entah perasaan apa lagi yang Hawa rasakan.

Kini, apakah sang hawa akan segera menyusul kepergian sang ayah?

10 Februari 2011 jam 19:02
_________________________________________________________

Senyum yang Hilang

"Pagi pak satpam" sapa Hawa ramah.
"Wah, pagi-pagi sudah datang! Apa tidak kepagian mbak?" tanya pak satpam.
"Tidak apa-apa pak.Saya sekalian nebeng adik yang kerja di pabrik dekat sini. Hitung-hitung hemat uang transport gitu pak."
"Ah mbak bisa saja.Ya sudah, silahkan mbak langsung masuk ke office saja"
"Iya pak, Assalamu'alaikum" balas sang hawa

Usai senam pagi Hawa di ajak nsurvei oleh pembimbing magangnya di perusahaan yang cukup ternama di kota itu.

"Iya pak! Saya sudah dapat gambarannya, nanti saya buatkan angket untuk masalah ini" jelas Hawa.

Di depan laptop Hawa tengah mengetik ketika saat itu ponselnya berdering. Sms masuk, 
"Senang ya disana banyak pria-pria yang cakep."

Aduh, orang ini kenapa sih? Apa dia tidak tahu aku masih sibuk, malah dia berpikiran seperti itu?

"Kenapa sih semenjak magang kamu jarang menghubungi?"

MashaAllah, kenapa sih dia? Bukannya memberi support malah bersikap kekanak-kanakan. Hawa terdiam. Sebentar lagi sudah waktunya bayar SPP lagi! Pikiran Hawa kemudian terbelah. 

"Bagaimana mbak, angketnya sudah siap?"
"Belum pak, ini saya baru membuat analisa awalnya dulu"
"Baiklah, silahkan dilanjutkan. Saya mau keliling dulu"

Hawa kembali sibuk merangkai kata di depan laptop kantor. Hingga sakit itu menyapa kembali. Kenapa mataku tiba-tiba terasa panas?

"Mau kemana mbak?" tanya ibu di meja sebelah saat Hawa hendak beranjak dari meja kerjanya.
"Saya mau cuci muka dulu bu."
"Oh, iya silahkan mbak"

Sesampai di kamar mandi, mata Hawa berkunang-kunang, penat dan sakit yang ia rasa di kepalanya.

Tes! Liquid itu berproduksi lagi di hidung Hawa.
Ya Tuhan, jangan sekarang! Saya mau fokus dulu di Magang ini.

Dalam dua hari, tubuh sang hawa tak kuat lagi merasakan di sekeliling. Semua rasanya melayang, dirinya merasa tidak menapakkan kakinya di tanah.

"Maaf Fitri, Hawa belum bisa melanjutkan magang denganmu" kata Ibu Hawa,
"Kenapa? Apa dia sakit? Sakit apa?" Dan sang ibu hanya bisa terdiam.

Di sebuah ruangan Hawa hanya bisa termenung.
"Bunda, aku tidak mau menemui siapapun saat ini!"
"Tapi pihak perusahaan ingin bertemu.!"
"Bunda, saya tak mau mereka lihat kondisiku seperti ini" tegas Hawa

Diam dan diam, Hawa hanya mampu menulis semua harapan pada setiap kertas yang ada di hadapannya.

Sejak saat itu, Hawa 'menghilang' dari jangkauan alam dan dunia luar.
Lenyap pula senyuman manis itu.
Entah, sampai kapan?



10 Februari 2011 jam 21:36
_________________________________________________________

Insiden berdarah

Prankkk!! 
Brakk!! 
"MasyaAllah, suara apa itu?" 
"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un!" 
"Hawaaaaaaa!!!" sebuah handuk berwarna kuning itupun kini 1/3nya berwarna merah. 
"Cepat ambilkan kotak P3K di lemari!" seru seorang pria. 
"Ya Allah, kenapa bisa seperti ini hawa?" tangis seorang perempuan terdengar. Samar-samar mata Hawa mulai melihat sekeliling. Perempuan muda itu wajahnya memerah karena menangis di sudut ruangan.
"Maafkan aku dik, ini salahku!" seru perempuan muda itu.
"Enggak kok kak, aku tidak apa-apa! Lihatlah, aku sudah bisa berjalan" jawab Hawa.

Saat itu, Hawa hanya mampu bicara apa yang terlintas di benaknya. Entah kenapa, kadang merasa dirinya adalah perempuan yang hanya bisa menyusahkan orang lain.

11 Februari 2011 jam 9:03
_________________________________________________________

Senyum

Senyum itu terukir dingin di bawah selembar kain putih.
Senyum itupun terkias indah d atas tandu peraduan akhirnya.
Senyum itu tulus lambangkan hati sang pemilik jasad
Senyum itu wakili hati sebagai wasiat bagi putri dan istri yang menangis relakan takdir berjalan sesuai kehendakNya.
Selamat tinggal pejuang serta wakil rakyat, semoga tangan lembut Tuhan selalu damaikan jiwamu.

11 Februari 2011 jam 14:55
_________________________________________________________

Dream

Impian. Setiap orang yang tingal di Bumi Allah ini pasti mempunyai impian.
Bagaimana dengan Hawa?
Tentu saja, dia juga punya. Hanya saja harapan itu tak selalu 1 ataupun lurus terarah.
Hawa punya mimpi dan impian.
Sampai Hawa sendIri bingung bagaimana dia memulai untuk menggapai itu semua.
Batu kerikil berserakan di sepanjang jalan yang terhampar di hadapannya.
Kerikil itu tak hanya berupa benda, atau makhluk Tuhan lainnya yang sibuk dengan  pikirannya sendiri. Ada kerikil lain yang tersangkut di langkahnya. Ada sesuatu di tubuh Hawa yang kadang tanpa dia inginkan menjungkalkan langkahnya.
Iya, kerikil itu pasungkan sebagian sayap patah Hawa hingga ia tak leluasa terbang menggapai mimpinya.

11 Februari 2011 jam 15:02
_________________________________________________________

Pink

Pink, in indonesia language is merah muda.
Pink, seingatku dulu ada teori bahwa pink hanya untuk perempuan.
Pink, lembut seperti strowberry.
Pink, bukan karena mendekati valday (seperti  kebanyakan orang yabg merayakan) aku mengambil tema 'pink' untuk catatan ini..
Pink, lembut menandakan 'cinta'.
Pink, akurasa juga bagus & lembut buat anak laki-laki atau lelaki yang lebih dewasa.
Hanya dengan sebuah syarat.
Percaya Diri!

11 Februari 2011 jam 15:10
_________________________________________________________

Ronta

Jengah!
Aku merasakan tenggorokanku hampir luluh bersama teriakanku.
Panas hati, rasakan pedih yang tak berujung.
Surga, bisakah kau dengar rontahanku yang haus akan damai?

11 Februari 2011 jam 15:15
_________________________________________________________

Not alone

Aku tak sendiri di sini, aku akan bertahan sampai benar-benar tak sanggup melangkah.
Aku tak sendiri di sini, ada puluhan ekor ikan koi dan koloni-koloninya, 2 ekor kura-kura, 1 ikan cupang yang berteman dengan kecebong, lebah, kupu-kupu, laba-laba, semut, dan serangga lainnya.
Dan mereka yang membuat saya bertahan.
Oh tidak, masih ada yang ada namun tak terjamah raga.
Mereka; teman, sahabat dan keluarga yang terhubung via FB dari HP mungil yang aku namai 'Loyal' 
i'm not alone!

11 Februari 2011 jam 15:27

_________________________________________________________

26 oktober 2010

"Permisi mbak, matanya saya tetesi obat bius dulu!" kata seorang suster.
"Iya sus!" balasku
Tes, terasa perih hingga mataku berlinangan banyak airmata.
Tepat di tanggal 26 Oktober 2010 di jam yang sama saat merapi memuntahkan awan panasnya, aku rasakan pula mataku panas dan nyeri.
Dokter spesialis mata tengah me-las syaraf mataku yang hampir putus.
Entah bagaimana bunyi mesin itu menembakkan sinar laser itu di retinaku.
Aku hanya bisa berzikir menahan bobot tubuhku sendiri agar kuat merasakan panas itu.
Entah bagaimana kelak penglihatanku, apakah ku masih sanggup melihat indah ciptaanNya.
Aku hanya bisa berharap dan berdo'a.

11 Februari 2011 jam 15:49
_________________________________________________________

Lembaran Tahun

Lembaran tahun telah terjamah masa. Kerinduan itu semakin nyata membekas di hati Hawa. Semenjak tawanya meredup, Hawa tetap berjuang meski merangkak menggapai asa dan apa yang di nanti hatinya.

Hampir dua tahun, manisnya semangat dan senyum itu sayu terbenam bersama airmata.

Setiap hari yang terlewati, Hawa coba pahami mengapa takdir membawanya hadapi kenyataan yang dirasanya sangat pahit.
Kenapa pula takdir membawa Hawa bertemu Adam di bulan syawal yang syahdu.

Takdir, benarkah itu benar-benar takdirNya?
Bukankah setiap detik hidup telah tertulis jelas dalam kitabNya bahkan jauh sebelum Hawa terlahir di bumi Allah ini?

12 Februari 2011 jam 11:19
_________________________________________________________

Medical box

Hampir dua bulan kotak obat berwarna biru itu kosong.
Pemilik kotak obat itu telah menyerah untuk menenggal obat=obatan itu.
Kenapa?
Mungkinkah ia tengah down kembali?
Ayolah, seharusnya tidak. Karena ini telah memasuki dekade pertama.
Seharusnya dia bisa lebih bersabar lagi.mungkin belumsaatnya kesehatan kembaki memeluk.

Aku rasa kelelahan itu mulai membayangi hati Hawa.
Lagi dan lagi.
Datang silih berganti sesudah senyum kembali hiasi wajah manisnya.
Yang tersisa hanya asam mefenamat, obat tidur, obat maag dan sekantong infus NS.
Pasrah! Hawa masih berusaha merakit sisa-sisa keteragaran
Yakin, hanya dengan dzikirlah obat yang paling mujarab.

12 Februari 2011 jam 22:42
_________________________________________________________

Belum Jodoh


Pada suatu kesempatan Hawa mengirim IM pada Adam.
"aku ingin bertemu tanggal 13 bisakah?"

Satu IM masuk "februari?"
"Iya" balas Hawa
"Wah maaf, tanggal itu di rumah ada khaul kakekku. Kamu datang aja ke rumah"
"InsyaAllah deh, soalnya aku juga ada acara sama teman-teman"


"Hawa, Dani sudah datang nih" suara sang bunda menyadarkan Hawa dari lamunannya.
"Iya bun, kami berangkat dulu ya"

"Assalamu'alaikum, hai Sari lama tak jumpa" sapa Hawa
"Wah iya, kangen ya!" balas Sari

Ketiga perempuan itu asyik melepas rindu di sebuah ruang tamu sampai saat seorang perempuan lainnya datang.

"Hai nis, masih ingat aku kan?" sapa Hawa
"Iya mbak Hawa" jawab perempuan itu

obrolan merekapun berlanjut di sebuah kamar.
"Ayo kita berangkat ke Food Veranda Festival di dekat sini" ajak Sari
"Wah, asyik nih si Sari mau mentraktir kita-kita"

Sesampai di tempat tujuan, suasana 'reuni' itu berjalan apa adanya seru dan penuh canda tawa.

Dalam perjalanan pulang, Hawa melirik pada sebuah masjid besar.
Kok sepi? Katanya ada khaul?

Message Sent
"Fitri, katanya ada khaul di rumahnya Adam? Kok tadi di masjidnya sepi? Apa dia berbohong padaku?"

Message Received
"Masjid yang mana? Masjidnya yang di dalam bukan yang di luar"

"Oh, ya sudah terimakasih untuk informasinya"

Hawa tertidur di pembaringan. Letih yang dia rasa.
Dalam detik akhir kesadarannya terukir sebuah tanya 
"Tuhan, mungkin memang belum terjalin benang jodoh antara aku dan Adam"

13 Februari 2011 jam 18:47
_________________________________________________________

Rindu Seorang Nenek

"Mana ya anak-anakku kok tidak ada yang telepon." kesah seorang perempuan tua.
"Mereka punya telepon tapi kenapa tidak ada yang telepon saya, apa mereka tidak kangen? Coba saya punya no telepon mereka, saya pasti sudah telepon mereka" lanjut perempuan tua itu.

Maaf nek, coba saya juga mempunyai no telepon putra-putri serta cucu cicit nenek. Saya pasti membantu nenek

Hampir setiap hari sejak perempuan tua itu berada di tempat kerja Hawa, beliau terus berucap kerinduannya pada sanak keluarganya yang kini sudah hidup sukses di berbagai kota.
Hampir tiap hari pula nenek itu menceritakan tentang putra-putrinya pada Hawa di sela waktu kerjanya.

Nenek, Hawa hanya mampu berdo'a dalam hati semoga semua harapanmu terpenuhi.

14 Februari 2011 jam 7:23
_________________________________________________________

Peci dan Baju Koko Putih

Sepintas ada hati ingin membuka atau sekedar melihat akun FB Adam.
Deg! 
Nyes!
Dingin! 
Beku!

Terlihat foto sang adam. Teduh menyejukkan rindu yang membuncah di hati Hawa. Terlihat seorang pria tengah memakai baju koko putih, sarung serta peci berwarna putih. Itulah sosok Adam, yang tanpa sadar melelehkan airmata Hawa.

Message sent.

So sweet.. 
Andaikan hatimu seperti PP akun FBmu.
Hanya Tuhan yang tahu.

14 Februari 2011 jam 9:18
_________________________________________________________

Red Dream

Sebuah pisau kecil tersembunyi di balik gaun hitam yang dipakai Hawa. Dengan berlari kecil dia beranjak menuju ke kamar mandi. Guyuran shower tak mampu dinginkan hati Hawa yang kalut akan kegundahan batinnya.

Lantai kamar mandi berubah menjadi warna merah yang menarik.
Tangan kiri hawa terluka, tepat di nadi Hawa mengucur darah yang manis.

"Astaghfirullah!"
Tersentak, Hawa terbangun dari mimpinya.

Ya Allah, Bagaimana bisa aku bermimpi seperti itu? Akankah dengan cara hina seperti itu aku akan kembali padaMu?!

14 Februari 2011 jam 13:30
_________________________________________________________

No comments: