Friday 25 February 2011

Hawa's Heart - Ikhlas

Mode Error
Layar monitor di tubuhku sedang standby di sebuah sistem yang aku namai Mode Error.
Terjadi gejolak yang tak jelas namanya di setiap sub sistem tubuhku. Mekanisme peredaran darah yang mengangkut oksigen di setiap lini terganggu.


Sang jantung mulai kesusahan memompa, cacing-cacing di kepala mulai berteriak-teriak, matapun mulai lelah mengolah visual ke otak, lambung berdenyut-denyut hingga membuat dindingnya kuat memproduksi asam.
Tiap atom di tubuh tengah berbusa kebanyakan mengkonsumsi alkohol yANg bernama emosi.
Ya Tuhan, begitu kuatkah pengaruh seorang Adam pada tubuh Hawa yang begitu rentan ini?
Ya Rahman, katakan harus bagaimana lagi agar Hawa tak lagi tersiksa?

15 Februari 2011 jam 18:21


_____________________________________________________________

Pita Kuning


"Ayo cepat! Kami beri waktu 5 menit untuk menghabiskan makanan ini!" teriak seorang pria.

MashaAllah bagaimana mungkin menghabiskan nasi, sayur dan seekor ikan lele dalam waktu 5 menit? Deg! Jantung hawa berkontraksi.

"CEPAAATTTT!!!" teriak pria itu lagi.

Sekuat tenaga Hawa melahap semua makanan di depannya.
Ya Rabb, tenggorokanku penuh! Tidak bisa menelan! Ya Tuhan, sakit! Gawat, aku tidak bisa bernafas. Dan semuanya terlihat gelap.

Brakkkk
"KSR! Cepat! Ada yang pingsan!" sayup terdengar suara perempuan.
Di satu sisi lain terdengar suara pria berteriak "buang saja gadis itu ke sungai! Dasar gadis manja!"

Deg! Jantung Hawa kembali berkontraksi.

"Kamu sudah sadar dik?" terlihat seorang perempuan berbicara di hadapan Hawa.
"Bagaimana? Sudah siap mengikuti kegiatan ospek selanjutnya?" tanya perempuan itu kemudian.
"Dadaku masih sakit kak!" seru Hawa
"Iya, kamu istirahat dulu sandarkan tubuhmu di papan itu agar dadamu tidak terlalu sesak"
"Ini, pasang pita kuning ini di lengan kanan almamatermu ya" seru perempuan itu. Hawa tak sempat bertanya untuk apa pita itu karena seorang petugas kesehatan lain datang dan membawa Hawa ke sebuah masjid untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.

Sesampai di kamar asrama Hawa melihat isi tas, terdapat 1 lembar surat keterangan sakit dari petugas kesehatan tertulis pita kuning untuk pasien kategori dua. Kategori dua, termasuk salah satu di antaranya adalah penderita gangguan pernafasan dan jantung lemah.



16 Februari 2011 jam 18:47
_____________________________________________________________

Satu Pinta

Tuhanku Ya Rahman.
Tuhanku Ya Roouf.
Tuhanku Ya Rahim.
Tuhanku sang pemilik hati.
Tuhanku sang Maha Daya Pembolak balikkan hati manusia.

Tuhan.. Tiap detik Kau selalu melihatku.
Tiap inci Kau tahu gerakku.
Tiap derai airmata inipun terjatuh karena kuasaMu.
Perih dan sakit inipun jua karena ijinMu.

Tuhan, Engkau tahu betul bagaimana usahaku agar tak jatuh dalam duka.
Engkau tahu pula senyum yang terukir di balik jeritanku.
Aku tahu dan yakin Engkau tak pernah melewatkannya barang sedetikpun.

Tuhan.
Kali ini tak sanggup lagi aku untuk terluka hati.
Tuhan, aku mohon kuasaMu untuk kabulkan satu pinta di ujung usiaku.
Aku pinta terakhir, biarkan kali ini aku benar-benar di cinta orang yanga ku cinta.

17 Februari 2011 jam 10:13
_____________________________________________________________

Ikhlas


"Ayo bilang hamdalah bersama-sama." seru Hawa

1 IM masuk.
"udah!" balas Adam

Hawa tak berhenti ucap syukur pada sang Ar Rahman. Senyum tak berhenti pula menghiasi wajahnya.

"kamu jangan selalu su'udzon denganku, jangan ambil satu sisi aja apa kata orang-orang tentang aku" isi IM Adam.

InshaAllah.

Ya Allah, Engkaulah sang Maha Membolak Balikkan hati. Sehari kemarin tangis selalu mengiri hari Hawa karena kelakuan dan dingin hati Adam. Kini, terjalin kembali ukhuwah antara Adam dan Hawa. Meskipun tak terhubung fia FB atau Twitter, masih ada Engkau yang melunakkan hati serta menyatukan mereka walaupun sebatas teman atau sahabat dan sesama muslim.

Terima kasihAdam, aku sudah cukup senang bisa menjadi temanmu lagi. Sungguh aku ikhlas.

19 Februari 2011 jam 19:57
_____________________________________________________________

Little Nice Dream


Hawa tengah duduk di sebuah sofa dalam sebuah rumah kecil yang indah. Tangannya tengah asyik membolak-balikkan buku sambil sesekali suaranya menyanyikan suatu lirik lagu kesukaannya.
Seorang pria yang mengenakan sarung berwarna hitam yang senada dengan baju koko yang di pakainya tiba-tiba sudah ada di samping Hawa.

"Sedang apa sayang?" tanya Adam
"Iih, sudah tahu aku sedang pegang buku gini masih di tanya juga" Jawab Hawa
"Emang  baca buku apa sih?"
"Ini, ini buku Abi kan?" tanya Hawa
"Iya sih tapi aku lupa, kan sudah lama banget." ucap Adam sambil tersenyum dan membelai kepala Hawa.
"Iihh, dasar! Sama buku sendiri lupa gimana sih Abi ini" sungut Hawa sambil mencubit suami tercinta.

***
"Allahu akbar allahu akbar"
"Hawaaaa, ayo bangun! Sudah subuh kamu katanya mau kerja lembur?" suara seorang perempuan tua membangunkan Hawa.

Astaghfirullah, ternyata hanya sebuah mimpi.

Seusai sholat subuh Hawa tertegun di atas sajadahnya.

Ya Allah, ingin rasanya tak terbangun dari mimpi indah itu. Ijinkanlah semua itu menjadi nyata ya Rahman karena dengan RestuMu semua mimpi indah itu menjadi kenyataan.

20 Februari 2011 jam 5:23
_____________________________________________________________

Lelah!

Aku LELAH menangis!
Aku LELAH mengeluh!
Aku LELAH menjerit!
Aku LELAH mengetik pembelaan!
Aku LELAH dikecewakan!
Aku LELAH diremehkan!
Aku LELAH disakiti!
Aku LELAH didiamin!
Aku LELAH mengalah!
Aku LELAH berbuat baik!
Aku LELAH!

20 Februari 2011 jam 20:11
_____________________________________________________________

Di Suatu Maret.

Sepi yang dirasakan Hawa, dia hanya berteman dengan playlist di HP barunya yang diberi nama lintang. Sedangkan si loyal sekarang sudah beristirahat dengan tenang di tangan sang adik.

So sleepy.
Tanpa sadar alunan musik yang didengar Hawa mengalirkan pikirannya kembali ke masa setahun lalu.

"Kenapa harus aku?" seru Adam
"Aku ini bukan siapa-siapa. Aku ini bukan orang suci. Aku punya dua dunia!"

Sambil menyeka airmata di pipi Hawa hanya bisa terdiam. Sangat ingin dia menjawab semua pertanyaan itu, tapi dia sendiri juga tak tahu apa yang harus dikatakan.

"Aku juga!"seru sang hawa
"Aku juga manusia biasa. Aku juga punya dua dunia dan aku juga tidak tahu kenapa harus kamu!" jerit Hawa sambil menahan tangis.

Hawa mencoba tegar, semua terlihat masih kabur. Masih banyak rahasia hati yang belum terkuak.

Lembut angin membelai hati Hawa yang kembali beku, meskipun luka masih menganga di dalamnya.

21 Februari 2011 jam 13:32
_____________________________________________________________

ABG Tua

"Wajahmu cantik, kamu mau aku jadikan anak angkat?"
"Saya di Makasar sini banyak mengangkat anak-anak yang tidak mampu, meskipun anak kandung saya sudah banyak. Dari istri pertama saya di karuniai 3 anak dan dari istri kedua ini saya sudah punya 4 anak" tanya seorang laki-laki.

Hawa hanya polos menanggapi statement dari salah seorang dari friendlistnya.
"Ya kalau tujuannya baik saya oke-oke saja" balas Hawa

Awal dari 'relationship' berjalan normal. Namun lambat laun, dengan bermodal kepekaan hati sang Hawa. Udang di balik batu itu tercium juga. Maha Besar Allah yang menganugerahi kepekaan hati dan self esteem yang lumayan tinggi bagi Hawa.

Kini sang hawa harus mulai ketat menyeleksi Teman.

21 Februari 2011 jam 16:35



_____________________________________________________________

Ukhti

Suasana perumahan siang itu terasa lengang, mungkin para penghuninya tengah beristirahat dan sebagian lagi tengah berjibaku dengan pekerjaannya di tempat kerja. Hawa masih asyik dengan kesendiriannya di temani sang Lintang.

"oh iya, aku lupa ada kebutuhan rumah yang harus aku beli" seru Hawa.  Dengan langkah gontai Hawa berjalan ke tokot terdekat.

"ukhti, ukhti mau kemana?" terdengar suara anak laki-laki menyapa.

Hawa melihat ke sekeliling dan mulai mencari dimana sosok bocah itu. Terdengar suara tawa riang di atas sana. Terlihat ada seorang anak laki-laki melambai dari sebuah jendela di sebuah kamar di lantai dua rumah yang cukup besar. Hawa hanya tersenyum, ingin dia menjawab tapi teriknya matahari menguras tenaganya, bahkan untuk bersuara sekalipun.

Namun terdengar lirih dari dalam hati Hawa. "adik, jangan panggil aku ukhti. Aku rasa aku tak pantas dipanggil ukhti"



21 Februari 2011 jam 14:41
_____________________________________________________________

Sapa


Sejenak Hawa merebahkan raga setelah merapikan barang di toko. Sembari Lintang memutarkan lagu, Hawa mulai merambah dunia maya untuk usir sepi dan gundahnya.

www.facebook.com
Update status, rutinitas Hawa tiap menit untuk ungkap gundah dan isi hati atau sekedar merangkai alunan kata menjadi paragraf yang memotivasi jiwa.

www.yahoo.com
Messenger, sign in as invisible.

Deg!
YM Adam is Online

Deg!
Ingin sekali aku berbincang dengannya.

Deg!
Tapi, nanti kalau aku tidak dihiraukan olehnya bagaimana? apa aku harus selalu bercengkrama dengan kekecewaan?

"Emang kamu pernah menyapa aku di YM?" Tanya Adam suatu saat di bulan kemarin.
"Iya. Kamu saja tidak mempedulikanku. Mungkin penyakit sombong kamu sedang kambuh." jawab Hawa.

"Bukannya begitu. Aku tidak selalu bisa Online di PC. Terkadang aku Online di HP, tapi kamu kan tahu aku tidak bisa selalu pegang HP." Sanggah Adam
"alahh, alasan!" Ujar Hawa.
"Kamu itu seperti anak kecil saja." Adam mulai terpancing emosi.

Hawa hanya tersenyum menahan perih di hati. Dia lucu, tapi terlalu banyak pula menoreh luka.

22 Februari 2011 jam 10:05
_____________________________________________________________

Darkness in 18


"Pasien atas nama Hawa silahkan masuk. Dokter sudah menunggu"

"Namanya siapa?" tanya Dokter Arif.
"Hawa"
"Usia?"
"18 tahun"
"Keluhannya apa?"
Hawa emudian menjelaskan kronologi kejadian dan segala keluhan yang dia rasakan pada tubuhnya.

"Kenapa baru diperiksakan sekarang?" Hawa terdiam menahan tangis, tak mungkin juga dia ceritakan 'drama' yang terjadi di 'film' hidupnya.

"Coba buka mulut, tengadahkan kepala lebih ke atas" perintah sang Dokter. Dokter mulai memasukkan kapas basah di kedua lubang hidung Hawa.

Ah! Sakit! Panas! Pedih! Aku tak bisa nafas! Hawa membatin sambil mehan tangis.
1 menit, 2 menit, kapas basah yang telah di lumuri cairan asam yang berfungsi sebagai pelarut itu belum jua dikeluarkan dari hidung Hawa.

Beberapa saat kemudian sebuah pinset panjang menyeruak masuk ke lubang hidung Hawa, "ya Allah sakit sekali" rintih Hawa. Dan kemudian gumpalan berwarna hijau bercampur darah itu telah berhasil dikeluarkan. Tapi Dokter belum juga selesai dengan tugasnya.

Sebuah mesin dinyalakan, seorang asisten dokter bertugas memegang kepala Hawa agar tak bergerak.
"MashaAllah, sakit Tuhan!" rintih Hawa. Alat penyedot itu dengan ganas membersihkan saluran pernafasan Hawa.

Tes, terasa ada yang merembes dari hidung Hawa. Liquid merah itu membanjiri baju dan lantai.

"ini saya beri obat pembersih dan antibiotik. Anda harus rajin dan telaten menangani penyakit anda. Anda harus rajin pula ke rumah sakit untuk perawatan"

Semua berlalu, keteledoran serta sikap sok tahu, sok kuat, sok tegar Hawa membawa keadaan ke masa dimana hanya kehendak dan kuasa Tuhan menjadi satu-satunya jalan di hadapan Hawa.
Entah dia amnesia atau kemalasannya. Dia tak kunjung memeriksakan diri kembali dokter tepat waktu, tak konsumsi obat dan lainnya.

Hawa, itulah dia dan kesedihannya.

22 Februari 2011 jam 11:04
_____________________________________________________________

Satu Tanya


Message sent

"Bisa tidak sih kamu dan bayanganmu pergi ke kutub selatan sana?! Aku tidak ingin masuk ke Rumah sakit lagi karena kepikiran makhluk seperti kamu? Kenapa Tuhan harus menggariskan kita untuk bertemu jika untuk saling melukai? Sudahlah Maaf jika selama ini sudah menggangu hidupmu"

Dengan emosi Hawa menghempaskan tubuh ke peraduan. Terbenam wajahnya di tumpukan bantal, dan kemudian terdengar isak tangis di sana.

Kenapa Tuhan, aku tlah menutup pintu hati ini ketika tunanganku pergi saat aku terbaring lemah setahun lalu, kenapa kau kirim Adam di Syawal itu? Seolah Engkau katakan dia takdirku, penyembuh luka hatiku? Hingga aku kini masih bertahan.

Tuhan, aku tak sanggup lagi mencinta tapi kenapa aku harus bertemu Adam kalau akhirnya Kau tumbuhkan rona cinta yang tak tersambut ini. Kenapa jua Engkau perdengarkan suara Adam di saat aku hampir damai di pelukanmu?
Kenapa Tuhan?

22 Februari 2011 jam 12:40
_____________________________________________________________

Careless

Banyak sudah yang selalu mengingatkan Hawa untuk selalu berhati-hati, baik teman, saudara atau tetangga.

Sang Lintang yang belum satu bulan di belinya saja sudah lebih dari dua kali terjatuh sampai ada retakan pula di chasingnya. Entah, HPnya yang terlalu kecil atau tangan Hawa yang tak lincah lagi dalam memegang.

Prankkkkk!!
Suara benda jatuh mengagetkan Hawa yang sedang menikmati makan siangnya di dapur. Segera dia beranjak namun naas pintu di dekatnya tertiup angin

Brakkkk!!
Tepat jidat mulus Hawa mencium kerasnya sang kayu jati. Gelap sesaat! Hawa kembali berjalan sambil meraba ruang di hadapannya.

"Ada apa nek? Apa yang jatuh?" tanya Hawa sambil memegang sang jidat.
"Oh ini, pegangan pintunya lepas" jawab nenek
"Sini saya pasangkan, ini memang suka lepas kok nek"

Terasa darah menggumpal berirama di jidat Hawa. Pusing, Hawa mencoba merebahkan raga di lantai toko.

Di depan sebuah kaca besar, Hawa mulai sesak! Ada yang menekan lehernya, dirasa mungkin ikatan jilbabnya terlalu erat. Perlahan dia buka jilbab birunya.

Astaghfirullah, Bagaimana mungkin aku bermimpi tercekik ikatan jilbabku sendiri?

Seusai 100% jiwanya terkumpul, beranjak dia berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

"Ah, sakit sekali keningku. Kenapa ini?" Setelah melihat pantulan dirinya di kaca terlihat dengan jelas kini kening Hawa memar dan bengkak yang lumayan besar.

Tertawa dia dalam hati.



23 Februari 2011 jam 9:30
_____________________________________________________________

Pesan


Sebuah kertas polos terjatuh dari laci di hati Hawa.

Gerak kaku jemari tangannya mencoba menggores pesan hatinya pada lembaran kertas itu.

Dear, siapapun yang membaca pesan ini tolong bantu saya untuk tetap kuat menghadapi badai kehidupan yang kencang berhembus di hadapan saya. Saya tak kuat melawannya sendirian.

Kawan, jika nanti saya in comma hingga tak mampu membuka mata atau saya in amnesian condition tolong lantunkan kalam Allah agar aku kuat di alam yang belum aku tahu namanya. Kawan, tolong bacakan pula semua tulisan yang sudah saya buat di tiap diary yang saya punya, di buku binder buah saya juga, di akun FB dan twitter pula. Satu pesan lagi, tolong berikan buku little twin star dan semua burung bangau yang telah saya buat pada Adam di sana.

Kawan, terima kasih.

23 Februari 2011 jam 12:20
_____________________________________________________________

Siksa?

IM Sent

"Kenapa sih kamu tidak mau bertemu denganku? Apa dosaku padamu?"
"Kamu bisa ke rumah teman-teman perempuanmu, bahkan berlibur dengan mereka"

Deg!! Lelah hati Hawa menanti pesan balik dari Adam. Terlelap dia dalam penantiannya di ujung malam.

www.yahoo.com
messenger sign in as invisible

3 IM Received

klik! Open!

"Bukan aku membeda-bedakanmu dengan teman-temanku"
"Aku juga tak ingin menyiksa kamu"
"Jika kamu benar ingin bertemu, jum'at di tempat X ba'da Isya"

Deg!!
Sakit dirasakan Hawa di jantungnya. Tanpa sadar mutiara bening kembali jatuh membasahi jilbab sang hawa.

IM sent

Tersiksa?

24 Februari 2011 jam 7:17
_____________________________________________________________

Istikharah

Ya Allah, sesungguhnya aku meminta petunjuk yang baik dengan pengetahuanMu, aku meminta agar diberi kekuatan dengan kekuatanMu, aku meminta kemurahanMu yang luas, karena sesungguhnya Engkau berkuasa sedangkan aku tidak mempunyai kekuasaan. Engkau mengetahui sedangkan aku tidak mengetahui. Dan Engkau yang Maha megetahui yang ghaib-ghaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa pekerjaan ini baik bagiku, buat agamaku, kehidupanku, dan hari depanku, maka berikanlah ia padaku, dan mudahkanlah ia bagiku, kemudian berkatilah ia padaku.
Dan jika Engkau mengetahui bahwa pekerjaan ini buruk bagiku, buat agamaku, kehidupanku, dan hari depanku, maka jauhkanlah ia dariku, jauhkanlah aku darinya, serta berikanlah kepadaku kebaikan di manapun adanya, setelah itu jadikanlah aku orang yang ridha dengan pemberianMu itu.

HR. Bukhari

25 Februari 2011 jam 7:36

No comments: