Saturday, 9 April 2011

laju hati bintang (lanjutan)

Luka

oleh Bintang Arini pada 04 April 2011 jam 23:04
Luka, siapa sih yang tak pernah terluka??
Luka, ada luka fisik ada pula luka batin.
Kadang ku selalu berpikir, kenapa harus ada luka jika 'sehat' itu menyenangkan??

Luka, secara fisik ada banyak luka tercetak dalam raga ini.
Ada luka karena terjatuh, terlukai teman or orang di sekitar dan luka yang tak sengaja karena perbuatanku sendiri.

Malam ini, ku teringat masa SD. Entah bagaimana awal mulanya kelingking tangan kananku kulitnya terbuka karena tersilet seorang teman. Dan subhanallah, aku tak merasakan sakit hanya saja rasa takut yang besar jika ketahuan ayah bisa2 aku harus ke dokter untuk di jahit. Ku pikir2 sangat menyakitkan karena panjangnya luka mencapai lebih dari 5cm. Akhirnya dg kecerdikanku aku harus membalutnya dg sedemikian rupa.
Kali kedua juga d tangan kananQ juga, dan tersilet pula oleh teman yg berstatus sahabatku. Namun ku tak tega memarahi atau sekedar melaporkan kejadian itu.
Kali ketiga di tangan kiri tepatnya di ibu jari. Waktu membuat karya seni aku memotong kertas dg bantuan penggaris dan silet, namun naas karena tak konsentrasi ibu jariku terluka.
Kali keberapa, banyak luka karena pingsan yang mengakibatkan kepala terbentur bathup, luka karena terjatuh dari tangga, luka karena tercakar ketika menahan sakit dan sebagainya.
Dan malam inipun rela ujung jari telunjukku tergores silet ketika membuat sesuatu.

Dan luka, luka batinku tak terhitung dan termuat ketikan kata.
Batinku, biar Tuhan dan aku saja yang tahu betapa seringnya tergores keEGOISan makhluk yang bernama manusia akan smua ucapannya yang terkendalikan oleh nafsu dan bisikan syetan.
Sungguh, bukan aku ingin mempermasalahkannya, mempergunjingkan tiap manusia yang pernah melukai hati. Karena kurasa percuma meskipun lidahku telah mengetik pembelaan serta merangkaikan tausiyah agar mereka menyadari kekhilafan mereka.
Aku takkan memaksa lagi, biar Tuhan dan para malaikat sendiri yang turun tangan membenahi hati kalian.
Karena aku hanya seorang gadis lemah yang mencoba menjadi seorang hamba Tuhan yang baik.

Luka, luka dan luka kuatkan aku tuk hadapi luka di dunia yang lebih besar agar ku kelak bisa mendapatkan tempat yang terindah di surgaNYA.

Perang makanan

oleh Bintang Arini pada 05 April 2011 jam 21:05
Tonight, b'coz of listening a radio yang salah seorang penyiarnya adalah 'mantan' temanQ di waktu smp pikiranku melayang waktu ku masih duduk di kelas 1.

Ehem, once upon a time...
Ketika itu suasana dapurku pagi2 dah 'rame' karena aku di sibukkan dg memasak nasi goreng sebagai tugas dari mapel tata boga.
Nasi goreng sederhana tlah kami persiapkan di meja yang tentu saja tlah dipercantik dg tambahan makanan dan minuman.
Awalnya suasana berjalan dg 'khikmad' ketika masih ada sang guru yang memberi penilaian pada masing2 kelompok.
Setelah si teachers back 2 their office suasana mulai gaduh, ada yang mulai memakan makanan dan ada pula 'perusuh' yang tengah memulai aksi 'berandalan' mereka.
Entah siapa yang memulai, terjadilah adu melempar makanan. Dan suasana mulai ricuh, aku yang kebingungan hanya terdiam di sudut menyelamatkan makanan selagi masih bisa.
Riuh smua bad student mulai kian anarkis, mereka mulai melempar benda apa saja yang ada di dekat mereka. Nyaris saja 1 gelas kaca membentuk kepalaku, untung dan alhamdulillah hanya mencium sekilas rambut kepalaku.
Ketika all teachers mendengar kegaduhan itu mereka akhirnya turun tangan dan membuka ruang penyeledikan ala sherlock holmes. Hehehe
walhasil, all bad boys and bad girls yang terjaring via interogasi para saksi menjalankan sanksi tegas dri all teachers dg berjemur without sunblock at lapangan upacara.
^.^

Dilema hati sang hawa

oleh Bintang Arini pada 05 April 2011 jam 15:08
Tuhan, di awal kata ijinkan ku mengurai maaf padaMU karena terus ku tak ikhlas dan menerima garis tangan yang KAU ukir di telapak tangan sang hawa.
Allah, kadang dalam pikirku ku ingin layaknya hambaMU yang lain. Mereka bebas melakukan apa yang mereka kehendaki.
Ya Allah, sungguh tak patut seorang hawa ini terus gerutui tiap detik takdirMU. Tapi sungguh sang hawa tak mampu lagi menyeimbang antara akal, hasrat, mimpi, emosi dan kehendak.
Sang hawa terpasung pada peliknya keraguan hati akan takdirMU.
Ya Rahman, sang hawa kini kembali terombang ambing akan ketaatan iman, deburan nafsu, dan bimbangnya akal serta pikiran.
Ya Rahim, di satu sisi sang hawa yakin tiap detik yang terlalui adalah sesuai titahMU dalam kitab yang kau amanahkan pada sang habibana Muhammad Saw.
Namun dalam bilik akal dan hati yang sempit ini meraung, kenapa sang hawa tak mampu tertawa bebas layaknya gadis lainnya yang kini hidup bebas dalam dunia serta impiannya?
Ya Allah, sang hawapun juga sangat ingin terbang bebas tuk lebarkan sayap menggapai tiap impian. Namun, kenapa tak jua KAU angkat tiap barbel penyakit di raga yang terus membebani sang sayap untuk bebas terbang menggapai impian??
Ya Allah, lihatlah para gadis itu. Mereka tertawa menikmati rutinitas mereka, ada yang berstatus pelajar, mahasiswa, karyawati, pengajar, bahkan seorang istri.
Ya Allah, sang hawa kini merintih dalam sangkar yang bukan emas. Menanti sembari berdo'a agar segera KAU kabulkan tiap do'a agar tak perlu lagi gundah merajai hati yang kian lelah menanti. 

 Wrong lift

oleh Bintang Arini pada 06 April 2011 jam 11:34
Jum'at cerah itu ku mengunjungi sang ibukota, surabaya bagiku asing karena ku memang lama tak mengunjunginya. Dahulu tiap liburan lebaran sang bapak always mengajak kami sekeluarga bervacation di sana, dan terakhir ku mengunjungi surabaya waktu mengantar kakakku ke rumah mertuanya pada waktu pernikahannya di bulan juni di tahun lalu.
Surabaya tertanggal 4 maret 2011, ku melangkah menjajaki ibukota sendirian. Tujuan pertamaku adalah gedung GRAHAPENA di jalan Ahmad yani. Setelah tanya sana sini Alhamdulillah ketemu juga, dan berhubung i'm still in blind bout that building akupun harus tanya person 2 person guna mempertanyakan how 2 entered that building to find GEN FM Radio. So blushing tentunya because yang ku temui rata2 kaum adam. >.<
"permisi mas, mau tanya Gen Fm di mana pluz bagaimana alurnya saia bisa sampai sana ya??" tanyaku pada seorang pria
"oh, sebenernya kalo mbak belum tahu agak ribet juga saia menjelaskannya" jawab pria itu

gubrak!! Ragaku mendongkol mendengar statement itu sembari membatin "lah, karena itu saia tanya!"

alhamdulillah ada pria lain lewat ku mulai SKSD (Sok kenal sok dekat) ^.^
"mas, mau tanya kalo mau ke Gen Fm lewat mana ya?"
"oh, mbak lewat pintu itu truz nanti ketemu lift pean langsung ke atas saja" jawab pria itu

kubuka sebuah pintu (sebx bukan pintu utama melainkan pintu belakang) kemudian ku bertemu si lift, tanpa pikir panjang aku masuk aja. Setelah ku mau menekan tombol angka 7 aku melongo "lho, kok cuman nyampe angka 5"
karena tengsin dg mbak resepsionis aku lanjut aja.
Ketika sudah di lantai 5 aku keluar sambil pasrah jika tak tahu harus apa.
Alhamdulillah lagi ada bapak2 hendak make lift, akhirnya ku tanya pada beliau.
"pak, lantai 7 dimana ya?"
"lho, mbak salah masuk lift, seharusnya lift satunya"
"oh, iya ya pak"jawabku sambil garuk2 kepala yang saat itu terlindungi jilbab pinkQ
"Ya sudah kita turun ke lantai satu lagi kebetulan saya ada urusan kesana" tawar bapak dari jawa pos itu (kebetulan sempat berbincang ttg pekerjaan beliau)

akhirnya nyampai juga di lantai 7, sekarang tinggal mencari ruangan Gen Fm. Alhamdulillah, mulus bin lancar setelah sang hadiah tergenggam tangan akupun beranjak meninggal sang Graha Pena building.

Karena jam masih menunjukkan jam 10, aku tak tahu harus kemana. Setelah berpikir tanpa berujung tiba2 sang malaikat memberi ilham, 'bagaimana jika berkunjung ke tempat kerja sang adam?'
sang batin bergejolak, "hemm, tak apakah? Apakah dia mau menemui aku?"

tak terasa aku mengirimkan pesan via YM, dan Subhanallah sang adam mengIyakan kunjunganQ.

Sesampai di daerah yang di tuju, perjuanganQ pun di mulai. Jujur aku tak tahu pasti kantor sang adam.
Jalan panglima sudirman ku telusuri, tapi kan kunjung ku temukan, sedangkan kulit kakiku yang sensitif mulai melepuh.
Aku akhirnya menyerah menahan sakit ku meng'SMS' sang adam membatalkan pertemuan dg alasan tak menemukan kantornya.
Dan Subhanallah lagi sang adam membalasnya dan memberitahu letak kantornya.
Setelah menemukannya aku menunggu sang adam di bawah karena betapa malunya aku jika bertemu teman2nya sang adam, dan akupun tetap menjaga martabat jilbabku dimata mereka. (malu ah jika sang hawa menghadapi teman2 sang adam yang jelas2 sang adam menolak sang hawa)
sembari menunggu aku mengobrol dg salah seorang satpam hingga akhirnya sang adam muncul.
Darahku terasa mengalir dengan derasnya, emosi beradu lagi antara sang adam dan sang hawa. Teringat kesalahpahaman yang terjadi kemarin karena sang adam salah tafsir yang ketika itu sang adam mengira sang hawa mengorek2 privasinya dan memcoba menguak sisi buruk sang adam.

Sang hawa terasa ada butir airmata yang menggenangi matanya. Akhirnya sang adam mengajak untuk berbicara di tempat lain. Karena aku malu untuk berbicara di kantornya (walaupun berharap banget) akhirnya sang adam menuju ke sebuah warung dan aku mengikuti beberapa meter di belakangnya.
Akhirnya, pembicaraan beku kemarin mencair di jum'at syahdu itu.
Karena waktu sholat jum'at datang, kami menyudahi obrolan yang dingin itu meskipun belum ada kejelasan apapun di hari itu.

Akhirnya aku, sang hawa memutuskan untuk pulang. Ketika menunggu bus datang ku pandangi warung tempatku dan sang adam bercengkrama.
Subhanallah, di atas warung ada iklan yang bertuliskan STARMILD...
Akankah itu petunjuk Tuhan atau hanyalah sebuah tulisan tanpa makna??

Ulat Bulu

oleh Bintang Arini pada 06 April 2011 jam 18:13
Ku tuliskan seCarik pikir yang terlintas tiap kali mendengar news on Radio and Television 'bout wabah ulat bulu di Probolinggo, Banyuwangi serta Pasuruan.
Layaknya manusia pada umumnya serta perempuan khususnya, akupun sangat geli melihat ular yang berbulu itu. Bagiku, dengan melihatnya saja aku sudah merasakan gatal d tubuhku.
Ulat itupun mengingatkanku pada suatu masa di saat aku masih di little Bintang's shop.
Waktu itu menjelang maghrib ada sebuah keluarga yang telah menjadi customer tetap di bintang's shop, mereka adalah sepasang suami istri dan seorang anak laki-laki. Ketika orang tua dari anak laki-laki itu tengah memilih-milih pakaian sang anak bermain di samping kolam ikan yang terletak di samping toko.
Betapa kaget dan 'merinding'nya aku tatkala ku melihat seekor ulat bulu hitam berperan menjadi 'bros' di baju sang bocah. Kami menjerit sembari beristighfar, "bagaimanapula ulat itu mendarat di baju sang bocah?"batinku berbicara
hawa dingin mulai merambah bulu kudukQ ketika alam sadarku mulai bermain dg kognitifnya aku tersadar hari itu adalah malam jum'at. Bulu kudukku kembali meremang melihat ulat itu meliuk liuk d lantai setelah di pisahkan dari kaos sang bocah.
Kembali sang kognitif mulai menyelaraskan dirinya dg sang Iman. Sedangkan aku hanya diam menggumam melihat tanda2 ke'aneh'an yang sedari pagi menyelimuti ruang di bintang's shop.

Ketika sepanjang perjalanan pulang aku hanya menunduk enggak menatap tiap gelapnya jalanan yang terlihat angker di mataku, headphonekupun ku pasang sembari menekan playlist murottal. Aku merasa ke'peka'anku mendominasi diriku, tak mau aku menyalahi iman yang mengisyaratkan untuk mengimani apa2 hal yang ghaib.
Kembali ke hangatnya kamarku di detik ini aku mencoba menghapus aura negatif yang menyelimuti pikiran tentang hal2 yg di luar jangkauan nalarku.
Bagaimanapun dan seberat apapun ujian hidup yang ada di hadapanku, kamu dan mereka YAKINLAH ini adalah TANGGA serta PELURUH tiap dosa yang telah kita buat hingga kita kelak PANTAS menginjakkan ruh kita di SURGANYA...

Lumpuh

oleh Bintang Arini pada 06 April 2011 jam 18:53
Lembut sang airmata membasahi pipi jika memikirkan kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi padaku.
Sang hawa, sesak terasa kala that 'gumpalan' memenuhi rongga terdalam dari saluran pernafasan.
Penat, lemas dan terasa sakit menusuk-nusuk tiap kesatuan syaraf di sekujur tubuh.
Tangis dan banjir emosi memenuhi kamar sang hawa yang di rasa kian hari kian menggelap dan mengecil, penuh sesak oleh emosi kegundahan dan airmata.
Dalam lincah dan semangat sang hawa riang melangkahkan kaki di tiap jalan yang ada di hadapannya.
Namun, tak lagi riang dan senyum itupun seketika menghilang dari manis wajah sang hawa tatkala keseimbangannya mulai terganggu. Dan segera mungkin sang hawa mencari pegangan untuk menumpu berat tubuhnya.
Hawa dan hawa yang sendu matanya isyaratkan berjuta tanya bagi tiap mata yang melihatnya.
Ada apa dengan sang hawa.

Pikiran sang hawa kembali menerawang di beberapa bulan silam.
Setelah keluar dari sebuah rumah sakit sang hawa menghampiri sebuah mobil biru menyusul sang kakak yang beberapa meter melangkah di hadapannya. Sepanjang perjalanan obrolan kembali mengisi tiap senyap yang ada. Sang hawa mulai menceritakan tiap derita yang di rasa tubuhnya.
Sang kakak hanya diam mendominasi tiap menit yang ada, mungkin dia terlalu penat tiap kali sang hawa mengeluhkan sakitnya ataukah mungkin sang kakak letih sehabis menangani pasien2nya.
Teringat satu statement yang menghujam kalbu setelah sang hawa mengeyel bahwa dia tak sakit apapun jua atau menderita suatu penyakit. Sang hawa kembali berStatement, ini mungkin karena kemanjaan atau pikiranku saja kak seperti apa yang orang2 dan sebagian dokter tuduhkan padaku.
Sang kakak akhirnya membuka suara, "kamu tak perlu membohongi dirimu aku ini seorang dokter dan aku juga punya saudara yang penyakit sama dengan dirimu! Bahkan dia selalu mengira dia sakit Kanker Otak karena saking sakitnya kepalanya"
sang hawa terdiam namun kemudian sambil sedikit berteriak "tapi aku mau Kerja! Aku tak mau d bilang pemalas kak!!"
sang kakak hanya diam, "aku juga punya kenalan bahkan dia tak bisa melakukan apa-apa melainkan hanya tiduran saja!"

aliran mutiara bening sang hawa mengalir sendu membasahi tiap helai jilbab.
Tuhan, ku yakin ini adalah jalan terBAIKMU tuk leburkan tiap dosaku.
Aku yakin, KAUpun tak memberi cobaan melebihi batas kemampuan tiap hambaMU.
Ya Allah, ku mohon tuk KAU kuatkan aku hadapi tiap sisa usiaku.
Amin

Tak mampu

oleh Bintang Arini pada 07 April 2011 jam 10:05
Sejuta kata lebih tlah ku rangkai tuk ungkap semua permasalahan yang menggumpal di 23tahun perjalanan hidupku.
Berjuta kisahkupun terRAJAM ucap negatif mereka yang makin menjatuhkan diriku pada jurang kenestapaan.
Percuma ku ukir tiap kisah dalam tulisan jika mereka terus menghujam negatif walau tlah terbaca berulang kali oleh mata mereka. Sayangnya, hanya mata dan bukan hati yang membacanya.
Ku tuliskan tiap kisah agar mereka mampu ulurkan tangan kasih mereka tuk jamah raga dan hatiku yang kian rapuh.
Ku tuliskan tuk buka hati tiap makhlukNYA.
Kenapa?? Kalian malah menghujat dan menamparku dengan kata kalian??

Berjuta katapun tak mampu buka hati seorang adam di sana, seseorang yang memberi sinar harapan kehidupan dikala hidup semakin tak berarti di mataku.
Berpuluh liter airmatakupun tak mampu cairkan hatinya tuk rangkul hatiku yang membeku dalam kesendirian.
Kenapa wahai sang adam??

Kini ku terpasung dalam kesedihan dan ketersiksaan karena sakit ini.
Dan kau terdiam di sana bersama teman2mu, diam sama sekali tak menoleh sembari bertanya bagaimana kabarku hari ini??

Akankah kehadiran bayangmu di tiap malam kesakitanku adalah semu belaka tanpa makna??
Akankah tiap hasil istikhorohQ salah??
Akankah impianku tentang terwujudnya 'starmild' adalah angan kosong??

Wahai kawan, sahabat, saudara dan sang adam..
Ku sekarang tersiksa, tak mampu lagi hadapi tiap kesakitan di raga dan jiwa..
Ingin ku terbujuk rayuan syetan tuk mengakhiri hidupku..
Inginku menyudahi airmata ini..
Inginku menyudahi teriakan bisu ini..
Karena ku rasa ku tak mampu lagi..

Manis Cinta

oleh Bintang Arini pada 07 April 2011 jam 19:34
Indah tak pasti manis..
Namun, manis itu kan selalu terlihat indah..
Inilah cinta bertabur senyum manis sang hawa yang hanya untuk sang adam..
Rindu dan airmata ini tak mampu mendustai hati, meskiku ucap benci namun sungguh ini bukti sayangku padamu wahai adamku..
Rindu dan airmata ini walau perih menyayat hati, namun terasa berubah menjadi manis saat ku tatap kedua matamu..
Dalam semenit pula rasa benciku atas diammu bermetamorfosis menjadi sayang yang berlapis hingga semerbak wangi surga mengiri..
Aku rindukan hadirmu, wahai adamku..

Magical sound

oleh Bintang Arini pada 08 April 2011 jam 20:02
Petang itu sang hawa tengah istirahat di atas sofa di ruang tamu rumahnya. Hening yang mendominasi ruangan itu.
Sambil memegang dadanya sang hawa mulai merintih, "ibu, dadaku sakit! Sesak bu!"
sang ibunda tengah berada di dapur bersama grandma.
"Tuhan, akankah detik ini ku kan kembali padaMU???"

Dalam jerit bisu kesakitannya, raga hawa tergolek lemah di lantai ketika dia terjatuh saat mencoba berjalan ke kamarnya.

"masyaALLAH, hawaaaaaa"

"ibu, tolong panggilkan pak ustad, aku tak kuat lagi" lirih sang hawa

adzan maghrib sayup terdengar saat seorang pria guru spiritul serta alternator sang hawa datang.
Sang ustad mulai melakukan penanganan terhadap sang hawa yang saat itu mulai benar-benar kehilangan kesadaran.

Kesakitan sang hawa semakin menjadi ketika sang ustad mulai memijat syaraf di bagian kaki yang satu kesatuan sistem dg sang jantung.

Gelap, sang hawa merasakan hal yang aneh di tubuhnya.

Sang ustad mulai melakukan komunikasi dg sosok di dalam tubuh sang hawa.
"ayo kek, cepat keluar kasihan cucunya"

sang hawa benar-benar di ambang kesadaran, tak mengerti pembicaraan di sekitarnya.

"ayo kek, cepat keluar kasihan cucunya"kembali suara sang ustad terdengar

tepat ketika sang ustad menekan ujung jempol sang hawa.

Hembusan suara itu tiba" muncul dari bibir sang hawa.

"aku mau menjodohkan anak ini dengan cucuku!"

"ya Allah, ada apa ini?"lirih sang hawa sambil menahan sakit

"aku sudah dari dulu ada di dalam anak ini, kasihan sejak kecil sakit-sakitan tapi dia cuma diam" suara itu mulai terdengar lagi

"aku mau memberi pelajaran kepada cucuku, dia GUS tapi suka main dengan perempuan!"

"aargghhh!!
Sakit!!!" jerit hawa

"tidakkk!! Aku tidak mau kalau ternyata dia kotor?!" teriak sang hawa

"sudah tenang mbak hawa"kata sang ustad

"alamatnya dimana kek?"tanya sang ustad

"kidul dalem xxxxxxxxx"

gelap...
Gelap yang di rasa sang hawa...

Keesokan harinya sang hawa mulai kembali tersadar namun dengan raga yang masih lemah.

Sejak saat itu, semakin sang hawa hendak melupakan dan membenci sang adam semakin bayangan sang adam terasa ada dan semakin nyata.
Ada apakah dan kenapakah gerangan yang terjadi pada sang hawa??
Dan biarkan sang Tuhan yang menjelaskan seiring berjalannya waktu.

No comments: