Saturday, 9 April 2011

Hawa's Heart - Sepenggal Memori yang Hilang

Sepenggal Memori yang Hilang

31 Agustus 2007

Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Aku merasa otakku tidak bekerja seperti biasanya.
Kadang aku tidak bisa berpikir dengan jernih, kepalaku terasa penuh.
Aku rasa ada hal lain yang membatasi pikiranku.
Aku tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan.
Keadaan ini tak biasanya terjadi, seharusnya aku tahu apa yang yang baiknya aku lakukan.
Kini peikiranku Tumpul.


6 September 2007

Jalan pikiranku semakin tajam dan terjal.
Dan aku belum menemukan cara untuk melewatinya.
Karena aku orangnya terlalu pengecut dan penakut.
Sampai saat ini yang aku lakukan hanyalah berkata “Bagaimana?”
Aku tak punya cukup banyak kekuatan untuk mengalahkan ‘kekuranganku’ yang menghambat langkahku melewati jalan itu.
Meskipun aku sadar, jika tak cepat melangkah melewati jalan itu, aku akan ‘lumpuh’  menghadapi hidupku selanjutnya.Selalu saja hanya kata ‘bagaimana’ yang terucap dari bibirku.
Sedangkan jawaban dari kata ‘bagaimana’ tak kunjung muncul.

September 2007
  
Pertanyaan yang selalu sama:
Kenapa aku menjadi seperti ini?
Kenapa semangat itu tak kunjung datang?
Sedangkan aku di tempatku semakin terpuruk!
Bagaimana aku melanjutkan kehidupanku?
Ya Allah, berikanlah aku kekuatan untuk menjalani kehidupan dan menyelesaikan cobaan-cobaan yang Engkau berikan.
Tak ada tempat lain lagi aku bisa mencurahkan isi hatiku yang terdalam ini, kecuali Engkau Ya Allah dan juga diary yang penuh coretan ini.
Tak kan ada orang yang kan benar-benar tahu tentang dalamnya perasaanku ini.
Kadang aku sampai tak sanggup bernafas jika aku salami perasaan ini.
Untuk itu, aku takut kala
Aku takut kalah melawan alur hidupku ini.

26 September 2007

Aku tak boleh takut pada kematian.
Karena itu adalah sebuah kepastian yang akan terjadi pada setiap manusia.
Aku akan tetap berjuang menghadapi kehidupanku dan aku juga harus berperpikiran positif.
Ya Allah.
Selalu bimbinglah langkahku menenuju jalan kebenaranMu.
Aamiin.

12 Oktober 2007
  
Gema takbir menggema di seluruh pelosok negeri.
Tahun ini, Ramadhan di rumah semakin sepi.
Ayah sudah pergi lebih dulu ke samping Allah.
Kakak juga ke rumah suaminya.
Aku ingin menikmati Ramadhan bersama keluargaku yang lengkap.
Ayah, bisa tidak kita kumpul lagi untuk merayakan lebaran bersama lagi?
Hawa kangen.

13 oktober 2007
  
Ramadhan tahun ini terasa makin sepi.
Hari inipun ketakutanku akan sakit ini mulai muncul.
Sebenarnya aku ingin sehat seperti saudara-saudaraku yang lain sehingga mereka bisa bepergian dengan riang dan tanpa hambatan.
Sedangkan aku hanya berdiam diri di rumah.
Aku tak punya kekuatan seperti mereka.
Aku ingin merasakan kebebasan seperti mereka, tapi Ozaena ini menghalangi keinginanku.
Mungkin tak seharusnya juga aku menyesali keadaan ini keran itu adalah hal yang percuma.
Karena dengan penyesalan tak akan membuat ozaena pergi dari hidupku.
Setidaknya aku punya teman-teman yang mengirimkan ucapan lebaran. Hal seperti itu saja bisa memberi semangat padaku.
  
20 November 2007

Sebenarnya masalahku dan dia itu seperti apa sih?
Aku kok jadi bingung dengan diriku.
Letak permasalahannya ada dimana?
Pikiranku benar-benar kacau.

21 November 2007

Mungkin sudah saatnya aku mengambil keputusan tentang hubunganku dengan dia. Mbak Amaliyah mungkin benar, jika memang sudah tidak ada kecocokan kenapa mesti di lanjutin? Lebih baik dia merasa sakit sekarang dari pada nanti mungkin dia merasa lebih sakit. Mungkin aku juga sudah saatnya memikirkan perasaanku sendiri. Tak harus menyiksa diriku kalau memang untuk menyenangkan orang lain, karena aku juga tak bisa membohongi dia dengan memaksakan perasaanku padanya.

25 November 2007

Aku ingin hidup dengan tenang dan damai tanpa beban dan airmata, yang ada hanyalah kebahagiaan dan canda tawa bersama dengan orang-orang yang menyayangi dan mencintaiku.

Dalam sisa hidupku ini, aku sangat ingin sekali untuk membahagiakan dan membantu mengurangi beban orang lain. Tapi di satu sisi aku orangnya sangat jaim dan susah mengekspresikan rasa simpatiku dengan bebas. Dan aku sangat tersiksa dengan keadaan itu karena hal itu sangat bertentangan dengan tujuan hidupku.
Akankah aku dapat mengontrol hal tersebut?
Adakah orang yang akan membantuku menyelesaikan masalah-masalahku itu?

7 Desember 2007

Hidup memang keras!
Jalannya juga penuh dengan lika-liku.
Aku memang sudah saatnya benar-benar bisa berubah menjadi dewasa dan mampu menerima kritikan dari orang lain.
Sekarang aku tak harus lari pulang kerumah ketika aku punya masalah.
Karena masalah tak akan selesai jika aku lari, aku harus menghadapinya biarpun aku terluka. Semangat!

16 Desember 2007

Aku sangat sedih.
Harusnya aku bisa menerima kritikan dari orang lain.
Seperti juga kata-kata seorang teman yang dia lontarkan padaku.
Tapi entahlah, hatiku sangat sakit mendengar kata-katanya.
Saat ini aku hanya ingin terus menangis karena dia.

29 Juli 2008

Aku rasa, memang ada sesuatu yang g beres dalam diriku. Namun sampai sekarang aku tak tahu apa itu.
Aku ingin memperbaiki semuanya.
Tapi g tahu memulainya dari apa?
Sedangkan tak ada yang bisa aku mintai pendapat.
Hanya Allah tempatku mencari jawaban.
Namun sampai sekarang aku belum menemukan jawaban itu.
  
Di satu sisi aku takut waktuku tak cukup untuk menunggu.
Aku takut tak mampu mengejarnya.
Entah kemana perginya semnagat itu.
Sekarang ini aku merasa sangat rapuh.
Tak mampu menjadi leader dari tim otakku.
Tolong aku!

No comments: