Tuesday 23 August 2011

Hawa's Heart - Lelaki Sempurna Lelaki Idaman

“Kapan kamu siap  untuk membuka hati nak?” Tanya perempuan tua yang tengah terduduk di sebuah ranjang. Tangan renta itu kemudian mulai mengelus rambut panjang Hawa yang tengah tengkurap sambil memegang sebuah buku. “nak, kamu dengar ibu kan?”


“iya bunda, hanya saja  aku belum siap” jawab Hawa tanpa menatap sang ibunda.

”apalagi yang kamu tunggu? Usia kamu sekarang sudah 23 tahun, kamu jangan terus menunda-nunda untuk membuka hatimu. Satu lagi pesan ibu padamu jangan kamu terlalu pemilih dan selektif terhadap laki-laki nak” setelah hampir 10 menit tak ada balasan dari Hawa perempuan renta itupun melangkah meninggalkan kamar anak gadisnya.

“ibuuuu, bukannya aku terlalu selektif hanya saja aku belum menemukan sosok yang mampu menggoyahkan dinding hatiku” lirih Hawa sambil terus menatap hampa pada buku yang ada di hadapannya.

Dear Diary, sekali lagi ibu menanyakan kesiapanku untuk membuka hati namun kamu tahu kan?! Aku ini masih takut dan aku tak boleh mudah percaya pada semua sosok kaum adam yang ada di depan mata kan??

Diary, kamu masih ingat mantanku yang dulu berkata kalau dia serius sama aku kan?? Kamu masih ingat wajahnya?? Hemmm, dia tak masuk pada kategori cakep apalagi kereen?? Huhuhu, kayapun tidak juga apalagi mapan?? Namun kenapa dulu aku menerimanya ya?? Hemmm, mungkin karena dia berkata dia akan terima aku apa adanya dan serius untuk menjalin hubungan denganku.

Diary, kamu juga kan yang menjadi saksi bahwa jelas-jelas dia mencampakan aku dan memutuskan tali silaturahim gitu aja?? Kamu masih ingat kan waktu aku jatuh sakit karena terlalu kecewa dengan pria itu??

Diary, kamu masih ingat sebuah cincin perak dan boneka beruang bueesar yang dia berikan ke aku sebagai ungkapan sayangnya padaku??? Kamu juga masih ingat tidak saat orangtuanya  mengantarkan aku ke kostku dulu?? Semua begitu manis kan???

Dear Diaryku sayang, apakah kamu juga ingat perkataan saudara-saudaranya kalu dia itu pria yang baik dan rajin dalam ibadahnya kepada Allah? Ingat kan?!!

Diaryku sayang, dari awal aku suka menuangkan gundahku padamu semasa SD dulu kau sangat tahu sosok pangeran yang kelak menjadi imamku?? Aku sangat berharap aku ini seperti putri raja yang kelak mendapatkan seoarang pangeran yang rela melawan sang naga untuk membebaskan aku dari kutukan peri jahat. Kalau di ingat lagi sangat lucu ya??

Namun, hal itu wajar kan untuk anak seusiaku pada masa itu. Hemmm, sekarang sayangnya aku bukan seorang anak kecil lagi. Usiaku hampir seperempat abad dan akupun tertinggal jauh dari gadis seusiaku yang kini telah berumah tangga bahkan yang telah di karuniai seorang anak. Namun, bukankah itu sudah menjadi kehendakNya?? Dan kita di tuntut untuk sabar dalam menanti Takdir Tuhan??

Diary, akupun seorang gadis yang normal! Perempuan mana sih yang tidak ingin menikah? Dan bukankah pernikahan itu sebuah tangga juga untuk mencapai dan memenuhi setengah iman kita?? Dear diary, sungguh akupun juga ingin menyempurnakan imanku dengan jalan sebuah ikatan suci sebuah pernikahan.

Alunan lagu syahdu menemani Hawa menuangkan kegundahan hatinya pada sang sahabat, sang sahabat yang tak mengeluh tiap kali butiran airmata membasahi tubuhnya bahkan melunturkan tinta yang tergores di putih halus tubuhnya.

Lelaki sempurna yang kuimpikan adalah seorang yang menenangkan jiwa Lelaki sempurna seperti dia Punya segala sifat indah tanpa cela.  

Lelaki sempurna berkiblat surga

Menyejukkan hati dengan akhlak mulia Lelaki sempurna seperti dia

Menjadi penuntun dunia dan akhirat Lelaki impianku  Al Amin jujur amanah dipercaya, Fathonah cerdas wafa tepati janji, Tawadhu rendah hati

Abidu berbuat baik, Shiddiq benar suhud bukan duniawi, Amal dermawan tawakal sabar hati

Istiqomah berada dijalan lurus. Itulah sifat rasul

Sifat sifat sempurna Sifat lelaki dambaan kita semua.
Hawa menghentikan sejenak goresan penanya dan menikmati lagu yang didendangkan oleh Gita gutawa itu.

Ajaib, Hawa tersenyum.

Ya, itulah sosok pria idamanku. Adakah dalam dunia nyata? Aku tak ingin terluka dan tertipu lagi.

Hawa bangkit dari tempat tidurnya dan menyambar sang HP dan di pencetnya sebuah nomor seseorang yang dia kenal. Sebuah percakapan santai tapi serius mulai terlantun dari mulut mungilnya.

Beberapa bulan berikutnya Hawa menerima sebuah kiriman email dari seseorang itu dan mulai merenungi tiap baris yang ada di layar monitor di hadapannya.

hemm, sepertinya dia pria sholeh. Aku coba mengenalnya terlebih dahulu siapa tahu jodoh. 

ide Hawa untuk dicarikan jodoh kepada sahabatnya akhirnya membuahkan hasil  dan minggu depan pria itu berencana mengunjunginya ke rumah. Hawa terdiam, seorang kaum adam kini tengah berada di ruang tamu rumahnya. Hawa masih terdiam, menanti apa yang sang bunda dan adik laki-laki (selaku walinya) hendak bicarakan. Ia pasrah dan terdiam, semua persetujuan terletak pada keputusan sang bunda dan adik laki-lakinya.

Sore harinya Hawa memberanikan diri menanyakan keputusan dan bunda. “bagaimana bunda?” sang bunda kini tersenyum dan keputusan tak terduga itu menyeruak ke alam pikirannya.

Assalamu’alaikum, setelah pertemuan kita kemarin orang tua dan keluargaku kemarin tlah mengambil keputusan yang tak bisa aku bantah. Maafkan aku, kalau boleh jujur aku berbicara, orang tuaku tidak menyetujui perasaan yang kamu berikan padaku. Sekali lagi maafkan aku, aku tahu kamu pria yang baik namun sebagai seorang anak aku harus mengutamakan urusan keluarga daripada urusan pribadiku. Maafkan aku. Wassalam.

Email sent!

Setelah memastikan emailnya terkirim Hawa kembali membaca beberapa email lain yang telah di kirimkan oleh sahabat beserta seorang guru spiritualnya. Hawa tersenyum kecil di depan layar monitornya.

InsyaAllah ada jalan!! Tenang saja, jodoh tlah tertulis jauh sebelum aku dilahirkan. 

Dear diary, inilah aku. Seorang gadis yang memang harus menjaga kemurnian hatiku untuk sang Maha Cinta Dialah Sang Ar Rahman. Inilah jalanku, dan harus tegar ku lalui karena janji ALLAH itu selalu benar, dan Pasti akan ada sebuah jalan dan waktu yang indah untuk bertemu sang belahan jiwa. Dan itu PASTI!!!

Dear diary, terus jua kau berdo’a agar ku segera bertemu belahan jiwaku agar kamu tak terus aku ganggu dengan semua ceritaku ya!! ^.^

No comments: