Wednesday 10 June 2015

Sudut Hati - Surga yang Tak Dirindui

Ketika aku memberi judul Surga yang tak dirindukan untuk tulisan ini, aku tak bermaksud membicarakan novel ataupun bakal film dengan judul yang sama karya mbak Asma Nadia. Walaupun masih saja hati ini masih terhanyut dalam cerita dari novel tersebut. Sungguh tak pernah kusangka, Pernikahan kedua bagi laki-laki yang dulu aku hormati sebagai kakak Ipar itu sungguh menggoreskan luka teramat dalam bagi keluarga kami, khususnya pelangi.



Sudah dua minggu Pelangi kembali ke rumah ini, kurasa batinnya tak kuat lagi merasakan pedih itu. Harusya aku ikut merasakan kesedihannya mengambil keputusan sulit itu. Cerai. Namun, aku justru bangga karena kini dia telah mampu untuk menghentikan sayatan pisau yang digoreskan perempuan kedua itu. Kini Pelangi tahu kapan dia harus berhenti memaksakan hati dan raganya merasakan luka lebih lama.


Aku tahu, Pelangi masih sangat mencintai laki-laki itu yang telah menjadikannya ratu dalam istananya selama sembilan tahun ini. Namun kehadiran perempuan dalam istananya itu telah menghujamkan jutaan pisau ke lubuk hatinya. Kini aku mempertanyakan kembali tujuan dari sebuah pernikahan. Haruskah ketidakhadiran momongan menjadikan cacat tujuan sebuah pernikahan? Bukankah anak juga merupakan amanah dari Ar Rahman, bagaimana jika Sang Maha menunda kehadirannya, atau bahkan lebih menyukai rintihan do'a hambanya di tiap malam melantunkan do'a yang tak berujung?


Bukan aku mengingkari sunnah Rasul itu, bukan! Aku sangat kagum kepada salah seorang pamanku. walaupun puluhan tahun menikah tanpa kehadiran janin dalam rahim istrinya, sekalipun tak pernah ketidakromantisan itu terlihat. Sungguh, tiap hari seperti masa-masa indah awal pernikahan. Lalu, salahkah aku yang mengklaim negatif sikap laki-laki yang berpoligami? Apapun itu alasannya?


Walaupun aku tak tahu pasti bagaimana kejadian dalam istananya setelah kehadiran perempuan kedua itu, air mata serta isak tangis tertahan Pelangi di ujung telepon menggoreskan kekata dalam relung hatiku. Aku tak menginginkan surga itu, surga yang tak pernah kurindui


No comments: