Hawa Merindukan Tawamu wahai Adam
Kau yang menjadi perantaraNya,
menjadi embun di hari nan fitri di tahun 2009.
Tahun yang begitu kelam dan
penuh duri derita bagi sang Hawa
Wahai adam, senyummu kala itu
sangat natural dan apa adanya
Keluh kesahmu menggugah hati
sang Hawa
Wahai adam, sedang apakah kau
di sana?
Tak tahukah hawa menanti kabar
indah darimu
Wahai adam, kau dimana?
Tak terdengarkah olehmu jeritan
jiwa sang Hawa?
Wahai Adam, sang Hawa masih
menunggu awan kelabu di hatimu sirna dan menyemburkan indahnya 7 warna sang
pelangi hati.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Resah
Di sudut kamar dia merenung
Geraian rambut panjangnya
semburat menutupi ayu wajahnya
Terlihat pantulan air bening di
sela matanya
Dia menangis
Indah rambut panjangnya tak
lagi tergerai rapi
Dia berteriak dalam hati
Tuhan, masihkah ada arti ku
hidup?
Tuhan, masihkah ada harapku
untuknya?
Tuhan, raga ini seolah tak
bertulang tanpanya?
Tuhan...
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tersenyum malu-malu pada sang
Hawa
Gontai langkah kaki sang Hawa
yang baru beranjak dari peraduannya
Kunciran rambut panjangnya
menggerai indah menarik hati untuk di belai
Setengah mengantuk ia berjalan
menuju kamar mandi
Ritual cuci muka dan menggosok
gigi memberikan kesegaran dan kesadaran pada Sang Hawa
Air Wudhu segera dia rengkuh
Tengadah tangan Sang Hawa
mengucap do'a
Sisa air hujan yang menetes di
bahunya membuat kepala sang Hawa terangkat ke atas menghadap sang Langit
Subhanallah, sang bintang
bertaburan tersenyum malu-malu padanya
Sang Hawa membalas senyuman
sang bintang dengan mengucapkan 'selamat pagi bintang, kau sungguh cantik
meskipun sinarmu kini terhalang kelabunya si awan'
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rindu Sang Hawa
Tepat sebulan sudah sejak
pertemuan terakhir mereka
Di stadion itu, mereka terdiam
Dan sang Hawa terduduk sambil
menitikkan airmata
Tapi, sang Adam hanya diam dan
segera beranjak pergi
Sang Hawa kembali menapakkan
langkah kaki di kota itu
Berhentilah dia di sebuah taman
Terduduk terdiam dia menanti
sang Adam kembali
Lama nian, penantian itu tak
kunjung berbuah
Kini, tepat satu bulan sang
Hawa tak bersua dengan sang Adam
Sang Hawa merasakan rindu
Rindu yang menggerogoti tiap
sel di tubuhnya
Akankah sang Adam merasakan hal
yang sama?
Kebisuan sang Hawa
Gaun panjang berwarna hijau
pupus dipadukan dengan jaket putih beraksen pink
Rambut panjang terurai indah
Sang Hawa tengkurap di peraduan
Dia tengah bercakap dengan
suara hatinya
Pantulan wajah sendunya
terjiplak indah dalam sebuah cermin
Bibirnya terkunci, terdiam
dalam kesakitan
Sang Hawa sesekali merapikan
poni lurusnya yang terjatuh lembut menutupi luka di keningnya
Lara hati terpancar jelas dari
sendu matanya
Wahai hawa, sampaikanlah deru
jeritanmu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diatas sajadah cinta
Di atas sajadah itu sang Hawa
tersedu sedan mengadu pilu kepada Rabbnya
Diatas sajadah itu pula ia
tertidur dalam pelukan hangatNya
Sang Hawa mencurahkan hidup
jiwa raganya dalam pelukan cinta Rabbnya
Tak peduli sedingin apa lantai
yang ia pijak
Sang Hawa tetap hangat dalam
pelukanNya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bukan Siapa-siapa
Aku bukan apa-apa
Aku bukan siapa-siapa
Aku hanya dara kecil
Yang terpasung sepi
Dengan segala keterbatasannya
Sehingga tak mampu mengepakkan
sayap
Dan terbang bebas menggapai
mimpinya
21 April 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bukan perempuan Suci
Lelah raga menggapai asa di
dermaga cinta
Debur ombak kian kencang
menghantam hati
Karang tak lagi mampu menangis
Memar hati tleh berbuah darah
Karena tamparan tangan sang
ombak
Pasirpun menghitam tak
berdenyut ceria
Mereka tlah mati berlinang
hampa
Di tinggal perempuan suci yang
tak suci
Di matanya
24 April 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hitam
Hitam kini menutupi redup
hatinya
Rok hitam itu terjurai indah
menambah anggunnya sendu
Pakaian hitam pula penghias
lemarinya
Hitam dan putih yang di
pilihnya
Dia tak suka warna
Dia natural tak suka mencolok
Dia tertunduk bila menatap
Dia terpejam jika melihat
Dia menjadi tuli jika mendengar
Dia. Dialah sang Hawa yang
kelam kehilangan sinarnya
24 April 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menangislah
Menangislah wahai langit
Iringilah aliran mutiara bening
ini
Menangislah wahai awan
Kita berpacu membuat danau
harapan
Harapan akan mengeringnya
mutiara bening sang Hawa
Menangislah cinta
Karena kau tak kan melihat lagi
sang Hawa
Berteriaklah cinta
Karena cintamu merintih perih
bersama langkahmu
Menangislah duhai Adam sang
cinta
Karena Hawamu akan pergi
Ke tempat yang tak terjangkau
olehmu
Hingga perih pedihmu
membangkitkan sang Hawa
Dari peraduan akhirnya
25 April 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tuhan, Hawa Letih
Tuhan, usaiku terbenam
bersamaMu dalam tahajudku
Inginku damai bersamaMu
Tuhan, bukan cacian atau kemarahan
yang Hawa inginkan
Tuhan, Hawa tak ingin
membantah ia
Tapi ia terus salahkan Hawa
Hawa takut Tuhan
Hawa tak mau jadi anak durhaka
Hawa juga tak mau mendzolimi
diri sendiri
Tuhan, tolong Hawa
Entah sampai kapan kepala ini
bisa menahan dari setiap pukulan yang ada
Tuhan, tolong Hawa
Hawa rela jika malaikatMu menjemput
Karena Hawa letih Tuhan
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untukmu Kawan
Rengkuh aku dalam leburmu
Tenggelamkan aku dalam tawamu
Hempaskan aku dalam diammu
Cabik aku dalam jauhmu
Bunuh aku dalam cacimu
Aku bukan aku
Kamu adalah kamu
Dimensi ruangmu tlah butakan
hatimu
Tengoklah ke bawah
Ada jutaan tangan menanti untuk
tersambut senyummu
Kawan, hilangkan angkuhmu
Reguklah asa bersama cinta
Agar tercipta surga di dunia
26 April 2010
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Janji Dua Cincin
Kau pasangkan cincin di
jemariku
Aku pasangkan cincin di jemarimu
Lirih ucapmu selalu terngiang
indah
"Ini bukti cinta &
keseriusanku padamu" ucapmu malam itu
Picik!
Munafik!
Dusta!
Kini ucapan itu pantas kau
agungkan dariku
Diam!
Bisu!
Ingkar!
Itu lakumu!
Bibir manismu tlah berlumur
racun
Racun yang mematikan hati dan
jiwaku
27 April 2010. 17.54
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Do'a Sang Hawa Untuk Sang Adam
Senyummu
Candamu
Tatapmu
Lakumu
Suaramu
Indah di mataku
Bagiku, semua tentangmu indah
berselimut duka
katamu kau akan selalu ada
untukku
Wahai Adam, kau kini terdiam
dalam angkuhmu
Terbisu dalam dingin sukmamu
Wahai Adam, sang Hawa tetap
termangu menantimu
Bercumbu dengan gambarmu
Berdialog dengan patungmu
Wahai sang Adam, jemari ini
tetap setia tengadah pada sang Maha Cinta
Tengadah berlinang mutiara
cinta untukmu padaNya
Wahai sang Adam, begitu dingin
ucapmu
Membekukan hati dan jantungku
Tak perlu kau tanya lagi
Tak perlu kau suruh aku hapus
tentangmu dari hatiku
Sungguh tak perlu
Itu bukan kuasaku atau kuasamu
Tapi kuasa Tuhanku yang juga
Tuhanmu
Wahai sang Adam, tak perlu kau
minta
Tak perlu kau ujar katamu tuk
aku tinggalkanmu
Karena aku
Aku sang Hawa yang akan selalu
dan selamanya untukmu
Adamku
27 April 2010. 19.15
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku Bukan Dia atau Mereka
Tlah aku biarkan hati dan jiwa
ini perih dalam penantian semu janjimu
Tlah aku rebahkan raga ini dalam
jerit kesakitanku
Tlah aku biarkan waktu terus
memakan relung hati yang telah mati
Aku telah lelah dalam penantian
ini
Kaupun semakin jauh dan terlena
dalam duniamu
Kau yang telah mabuk dalam
indah pesona wanita-wanitamu
Terbuai kemolekan dan derai
indah rambut wanita-wanitamu
Kau yang tersenyum manis bak
bidadara di hadapan minim gaun mereka
Kau yang terhanyut peluk dan
sentuh lembut tubuh mulus mereka
Maaf, aku bukan dia atau mereka
Aku memang hanyalah gadis kecil
polos tanpa wangi duniamu
Aku memang hanyalah aku sang
Kembang Desa
Aku memang hanyalah seorang aku
Maaf, aku tak bisa seperti dia
atau mereka yang mampu membiusmu dalam manisnya duniamu
Aku memang hanyalah aku dalam
sangkar yang bukan emas
Hingga ku tak mampu terbang
menggapai apa yang memang seharusnya mampu aku gapai
1 Mei 2010. 18.04
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ingkar
"Ada apa denganmu?"
tanya Adam
"Aku sedih" jawab
Hawa
"Sudahlah aku akan selalu
ada untukmu" tegas sang Adam
Setengah tahun usai termakan
detik jarum waktu
Kau tlah diam membisu dan jauh
Kau tlah bersama dia atau
mereka di bawah kerlip lampu-lampu perkotaan
Remuk dan hampa ku tetap
menanti kepastian
Diam termangu pulang di bawah
cahaya kebekuan senja
Tertubduk lesu di atas sajadah
cintaNya
Ringkih langkah tak membuat kau
iba dan sadar
Sadar akan kelemahan hati yang
setengah mati
Ingkarmu telah terjadi
Ingkarku pun kan aku jalani
Maaf, aku tak sanggup jalani
cinta yang begini
Aku harus akhiri meskipun jiwa
tlah terpatri pada ragamu
Aku kan pasrah bukan padamu tapi
padaNya
02 Mei 2010. 04.47
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Message for you Dad
Tak terasa sudah hampir enam
tahun engkau pergi tinggalkan kami dalam kepedihan
Hampir enam pula keretakan ini
tercipta
Ayah, andai kau masih di sini
Lihatlah yah, anak pertamamu
akan melepas masa lajangnya
Dia akan memulai hidup baru
bersama keluarga barunya
Ayah, ayah tak perlu khawatir
sebentar lagi hawa akan menyusul kok!
Menyusul jejak kedua kakak
putrimu yang lain untuk mengarungi bahtera hidup bersama kekasih hati
Ayah, jika nanti Hawa telah
berumah tangga hawa tidak akan lupa amanah darimu kok
InsyaAllah, hawa akan tatap
menjaganya yah
Ayah, tenang dan damailah kau
di sana
Kami semua akan selalu
mendoa'kan dan mencintaimu
Karena engkau adalah ayah
terbaik yang pernah aku temui
Pasuruan, 02 Mei 2010. 9.10
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rintik Mutiara Jiwa
Hentikan!
Aku mohon!
Berhenti mencabik isi kepalaku!
Sakit! Sakit! Sakit!
Enyah kau dari tiap sel di
tubuhku!
Cukup kau 'mondok' di kepalaku
Tak cukupkah 10 tahun ini?
Sakit! Sakit! Sakit!
Aku lelah bertahan tanpa
kepastian!
Hidup atau mati!
Tubuh ini pun menangis
Menjerit
berontak dan mati perlahan
Jantung inipun tlah letih
memompa
Dia butuh pemompa cadangan
Paru-paru ini juga lesu
Lambung ini meringsut halus
Aku letih, aku tak punya banyak
tissue untuk menyeka tiap butiran yang jatuh
Tuhan, rasanya sangat sakit
Maaf Tuhan, gadis ini mencerca
anugerahMu
Tapi sangat sakit Tuhan
Kado terindahMu si Syawal
itupun bisu tak lagi bersuara Tuhan
Maaf Tuhan, Maaf...
02 Mei 2010. 17.44
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cobaan Terbesar
Allah, I'm so sorry to write
this note and opened all of my pain.
but my heart so hurt
This pain is's too real for me
Allah, please forgive me
But I still and always love You
Kandas, prestasi yang aku rintis
sejak kecil tersungkur
Harapanku belum terpenuhi, mana
gelar yang aku janjikan?
Mana hawa yang kata orang
pintar?
Mana?
Dia lenyap di telan masa
Cintanya pun telah mencampakan
tak berbelas kasih
Rodapun telah berda di bawah
Mana senyum dan semangatmu
hawa?
Kalah kau oleh panyakit itu?
Apa masih mengalah?
Prove to them girl!
Showed who you are!
You're not weak!
Wake up girl!
Come on!
Althought tomorrow is your last
day!
Keep trying!
Don't give up!
Pasuruan, 02 Mei 2010. 19.23
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kematian
Kematian adalah kehendak sang
Illahi
Hanya Dia yang tahu kapan
dimana dan bagaimana kematian itu menimpa kita
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Jadikanlah mai semua meninggal
dalam keadaan yang khusnul khotimah
Malam ini aku tak bisa
memejamkan mata
Bayangan itu nyata di benakku
Kepergian sang Ayah, nenek,
kakak angkat dan saudara yang lain
Ya Allah, dia sangat cantik
Wajahnya agak chinese, dia baik,
dam dia ramah
Namun, kangker paru-paru itu
membuat dia berpulang damai ke pangkuanMu
Beberapa hari sebelum dia
pergi, masih terdengar senyum ramahnya ketika saling, mengucapkan selamat ulang
tahun
Ya, ulang tahun kami selisih
satu hari
Pitta, seorang gadis yang tlah
ku anggap sebagai kakakku sendiri
Semoga kau damai di sana mbak
Pasuruan, 02 Mei 2010. 21.14
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tuhan, aku mau pulang
Tuhan, kalamMu ini membiusku
Membius sukma, raga dan relung
jiwa
Menyatu dengan aliran darah
Tuhan, entah kenapa aku mau
pulang
Aku mau pulang, pulang ke
rumahMu
Pulang ke Makkah
Pulang, aku mau pulang Tuhan
Aku ingin tertisur di hadapan
rumahMu
Berdiri di shaf terdepan
Mencium sang Hajar Aswad
Tuhan, aku mau pulang
Tuhan, jemput aku
Malang, 04 Mei 2010. 2.48
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bintang atau cinta
Bintang
Akan terus
bersinar, meskipun tak terlohat di siang hari. tapi dia akan selalu abadi
sampai masaNya meredupkannya.
Cinta
Cinta
anugerahNya. Cinta indah tapi sangat indah bila dia datang dari tulusnya hati.
bukan soal harta, fisik, keturunan atau semacamnya. Namun, cinta tak lagi indah
bila tlah ada yang terluka. Namun, cinta bisa abadi dan kekal karenaNya. Dia yang memberi tanpa menerima.
Malang, 04 Mei 2010. 17.22
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
AnugerahMu
Tuhan, tak ada yang perlu aku
ragukan lagi akan kekuasaan dan kebesaranMu
Tuhan, maaf kemarin mungkin aku
terlalu keras memaksakan diri
Tuhan, maaf kecelakaan itu tak
dapat di hindari
Tuhan, kepala ini telah sekian
kali terbentur dan mungkin kemarin yang paling parah
Tuhan, semua pasti telah Engkau
rencanakan
Tuhan, terimakasih banyak
Pagi ini orang yang ku cintai
merespon sms yang aku kirim
Walau cuma sebait kata 'ojid'
Aku sudah senang dan memiliki
semangat untuk tetap berjuang hidup
Terima kasih Ya Rahman Ya Rahim
Pasuruan, 09 Mei 2010. 07.48
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Telah
Telah ku-remove id facebookmu
Telah ku-delete gambarmu dari
file komputerku
Telah ku-hapus no ponselmu dari
HPku
Telah ku relakan kamu bersama
pilihanmu
Kini, biarkan waktuNya yang
akan menghapus kamu dari hati, jiwa dan tiap sel dari tubuhku
Dan aku yakin Allah akan
memberiku seorang imam yang mampu membimbingku
Pasuruan, 11 Mei 2010.12.34
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini adalah cinta karenaNya
Cinta tak harus bersatu
Meskipun rasa ini tetap
mengganggu
Cinta, kini harapan hati telah
pergi menelusuri jalan hidupnya
Dia, sang Adam memang telah
memutuskan jalan mana yang menurutnya baik
Dan sang Hawa kini lebih
memilih menenangkan diri dan memperjuangkan apa yang ia yakini
Sang Hawa memilih diam dalam
kesendirian
Berjuang melawan badai derita
Sang Hawa tetap teguh pada
pendiriannya
Dia akan tetap berserah diri
Mengharap sang Adam yang lain
akan datang dan menjadikan dia seorang 'bintang' di hatinya
Pasuruan, 12 Mei 2010. 17.33
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Torehan Luka dari sang Adam
Tangan sang Hawa terasa beku
ketika tersentak dia membaca sebait pesan dari sang Adam
"Aku sudah punya tunangan!"
"Ehm, begitu ya? Ya sudah
tidak apa-apa aku rela kok karena cinta kan memberi bukan menerima" Balas
sang Hawa
"Dan aku akan segera
menikah" Balas sang Adam
"Nanti aku di undang
ya!" Balas sang Hawa Kemudian
Rintik airmata terus terurai
dari mata sang Hawa tanpa sepengetahuan sang Adam
Dada sang Hawa kian berdetak
kencang menimbulkan sesak yang teramat sangat
Sang Hawa tak kuat menahan
derita itu
Tubuhnya mengejang hebat dan
tertidur dalam beku
Terucap do'a dari sang Bunda
semoga engkau sang Hawa mendapatkan yang lebih baik dari sang Adam itu
Pasuruan, 12 Mei 2010. 21.06
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk Para Adam
Wahai para Adam
Jangan kau kira kami para Hawa
adalah mainan pemuas nafsumu
Wahai para Adam
Kami para wanita adalah
makhlukNya yang peka
Wahai para Adam
Kami para Hawa di beri
kelembutan dan kelemahan hati olehNya
Wahai para Adam
Hargai dan pandanglah kami para
Hawa dengan lembutnya hati kalian
Wahai para Adam
Jangan sakiti kami para kaum
Hawa
Kami rentan untuk disakiti
Kami tak butuh gelar kalian
Kami tak butuh paras kalian
Kami tak butuh rayuan gombal
kalian
Kami tak butuh uang kalian
Yang kami butuhkan adalah iman
kalian
Yang kami butuhkan adalah
perhatian dan cinta suci dari kalian
karena sang Maha Cinta tlah
menciptakan sang Hawa untuk sang Adam
Tulus dan dengan tujuan yang
indah
Pasuruan, 15 Mei 2010. 22.55
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perempuan Biasa
Aku hanya perempuan biasa
Aku yang kata orang begitu suci
Aku yang kata orang begitu
pintar
Aku yang kata orang begitu di
sayang
Bukan, aku bukan seperti itu
Aku hanya perempuan biasa
Aku yang di anugerahi banyak
keterbatasan olehNya
Aku yang kini tak se-ceria dan
se-lincah dulu
Aku yang tak lagi segarang dulu
Aku yang tak lagi segalak dulu
Aku kini yang mudah jatuh
Aku kini yang mudah menangis
Aku kini yang harus tertatih
dalam melangkah
Aku yang selalu mencoba
tersenyum & tegar dibalik luka dan dukaku
Pasuruan, 16 Mei 2010. 01.57
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hikmah Kisah
Tak terasa hampir setahun
berdiam diri di rumah
Terhanyut luka, pedih dan
kesakitan
Terbenam lara dalam perjalanan
tahun anugerah hidupNya
Tersapu noda dan tenggelam
dalam lautan cobaan
Deraian hujan tangis
Jeritan hati
Dan perginya sang dambaan hati
Retak dan layunya nsang sayap
bidadari
Terjungkal dalam sesal
Setahun sudah kan terlewati
Kini semua harus ikhlas
terjalani
Tegar dan kian hari kian
semakin keras mengalahkan kerasnya karang di lautan
Akan selalu dan akan banyak
hikmah terpetik masa
Tuhan, hawa kini tlah menjadi
hambaMu yang kan terus begitu
Hingga kelak waktuMu kan
menjemput lara ini
Tuhan terima kasih atas semua
cinta dan kasih sayangMu
Pasuruan. 16 Mei 2010. 18.58
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sayap Hati
Raga kini tlah perlahan memutih
waktu
Kaki tlah meringsut halus
menyapu bumi
Geraian mahkota hitam tak lagi
terjuntai indah
Deburan mutiara jiwa tak henti
mengoyak maja membasahi bumi
Kini, hembusan nafas jiwa
terlantun penuh irama tak beraturan
Sayap hati kini tak mampu
terbangkan asa cinta
Sesak membara hanyuti sungai
semangat jiwa
Hati tlah tersungkur lesu di
gubuk cinta yang semu
Biarkan semua sisa harapan di
terbangkan oleh sang burung kertas rajutan sang Hawa
Melantunkan pedihnya jiwa yang
telah kehilangan sayap hatinya
Pasuruan. 20 Mei 2010. 00.19
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bagasi Cinta
Dia menyebutnya bagasi cinta
Dia menghias meja belajar
dengan kertas kado bermotif hati
Dia sang Hawa sang pemilik
cinta suci
Kini, si bagasi cinta tlah
mempunyai penghuni sejati
Penghuni yang melambangkan
ketulusan cinta sang Hawa
Burung-burung kertas itu
bersiul merdu menempati persemayaman baru mereka
Menanti burung-burung kertas
yang tengah teranyam indah oleh jemari indah sang Hawa
Pasuruan. 20 Mei 2010. 04.55
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
To: Him
Walau sering aku memimpikanmu
Aku masih tidak mengerti
Sekarang turun hujan di luar
Tapi aku tak tahu kemana engkau pergi
Meskipun aku tak pernah ragu padamu
Tapi aku masih berpikir tak panjang
Siapakah yang menjadi satu dari selamanya untukmu?
Maafkan aku karena ragu akan diriku
Aku mengerti, cinta yang kuinginkan akan memanjakanku seperti anak kecil yang tahu cara menjadi seorang yang jahat di pelukmu
Cinta yang kau inginkan tidak hanya sebuah kepercayaan
Kau harus menjadi seorang pria dalam keadaan susah dalam kehidupan
24 Mei 2010 jam 11:06
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di Diary Girls-ku
Setiap detik di masa lalu mempunyai kenangan tertentu dalam hidup aku.
Di masa laluku, banyak banget kenangan yang maniez yang nggak mau dan nggak akan aku lupakan.
Terutama tentang hangat & manieznya kehidupan keluarga yang lengkap. Apalagi tentang ayah.
Setiap kali aku mengingatnya, aku ingin kembali ke masa lalu.
Dan hidup di masa lalu.
Biarkan saja di kehidupan ini aku nggak ada.
Aku pengen ke masa lalu.
Pergi menemui kehidupanku & kenanganku di masa itu.
Dan jika itu benar akan terjadi.
Aku tak akan pernah MENYESAL.
25 Mei 2010 jam 14:41
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Kita
Dunia serasa berhenti tiap kali kita bertemu
Meskipun tak pernah ada sentuhan
Kau duduk di sana , dan aku beberapa puluh senti darimu
Teringat uluran tanganmu yang aku tepis karena alasan hijab.
"bukan muhrim ya?" katamu.
"belum muhrim" jawabku
Entah kenapa waktu aku jawab begitu
Dan hanya Allah yang tahu
Tiap kali bersua denganmu, aku seperti terhipnotis masa
Langit yang biru dan matahari yang hangat selalu menemani pertemuan kita
Dan aku merindukannya dan merindukanmu
Meskipun kau kini tlah bersamanya
Aku tetap belum bisa menghilangkan memori tentang pertemuan-pertemuan 'magis' kita yang karenaNya
26 Mei 2010 jam 4:45
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Senja itu
"aku boleh mampir?" tanyamu
"boleh, tapi aku mau sholat maghrib dulu" jawabku
---
Kau duduk terpaku di ruang tamu rumahku
Aku diam membisu menatap semu ke arahmu berharap ada kata terucap
Itu pertemuan pertama kita
Indah di bulan syawal itu
Kau yang terlihat grogi saat itu, begitu juga aku
Kau, kau yang lucu dengan canda khas-mu
Pertemuan pertama yang berkesan.
Akankah terulang lagi?
28 Mei 2010 jam 6:18
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kursi hijau
Di kursi hijau ini banyak kenangan indahku
Mulai aku kecil sampai sekarang
Tempatku mencabuti rambut putih bapak dan ibuku
Tempatku melihat lalu lalang kendaraan
Tempatku memekik kesakitan
Tempatku bersua bersama kasihku
Tempatku melihat pelangi
Tempatku melihat Sunset
Tempatku berleha-leha dengan alam mimpi
Dan di kursi hijau inipun tempatku mengenangmu
Membayangkan kamu terduduk manis di syawal itu
Ya Allah, aku ingin mengulang saat-saat manis itu.
28 Mei 2010 jam 17:58
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
I Don't Know
Tuhan, aku tahu Engkau tak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan hambaMu
Tuhan, pasti Engkau memberikan semua cobaan ini karena Engkau tahu aku bisa melaluinya
Tuhan, aku tak tahu apakah aku masih sanggup
Tuhan, sungguh aku tak mau menjadi beban bagi orang lain
Tuhan, aku tak tahu harus bagaimana?
Tuhan, bukankah aku harus bekerja untuk mencari tambahan nafkah?
Tuhan, tapi ada apa dengan tubuh ini?
Tuhan, aku ingin menyudahi ini.
Aku sudah sangat cukup menyusahkan orang lain
Tuhan, ampuni aku
Tuhan, tunjuki aku jalan lurusMu
Tuhan, tolong aku
29 Mei 2010 jam 14:38
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tentang Bintang
Inilah lambang orang-orang yang dinamis tapi suka mementingkan diri sendiri. Bintang menandakan orang yang keras kepala dan mendominasi suatu hubungan.
Orang yang suka menggambar bintang dengan dengan lekukan tajam seperti segitiga atau kubus menandakan kalau orang itu gampang marah dan agresif. Selain itu dia juga orang yang ambisius dan senang bersaing.
Punya kebiasaan mencoret-coret bintang juga berarti kalo impiannya mudah di wujudkan.
So, go for it! ^.^
Coret-coretan yang di ulang menandakan orang yang sabaaaaaarr ^.~
30 Mei 2010 jam 12:35
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hanya Tentang Kamu
Hanya empat kali pertemuan kita
Kali pertama di Syawal itu
Kau yang tiba-tiba datang dengan senyum itu
Kau yang lucu, kau cari kue tradisional itu yang tak kau temui di tempat lain
Kau yang duduk di kursi hijau di ruang tamu rumahku
Aku merindukanmu
Kali kedua, kau juga datang di senja itu
Kau yang ceritakan gundahmu
Kali ketiga, di pagi yang indah di kota itu
Tempat ku beranjak dewasa, mandiri mencari ilmu
Di temani mentari yang indah, kita terduduk bersama di tangga itu
Teringat kalimat terakhirmu "Biar Allah yang menentukan takdir kita"
Marahmu berlalu dengan semu
Pertemuan terakhir, airmata ini terjatuh lagi di hadapanmu
Di kota kelahiran kita, di temani pagi yang indah kita bersua dalam keangkuhan & kebisuan hati
Dan, tiap kali kau ku panggil kau tak pernah tahu apa yang aku rasakan
Akan sakit dan rentanya raga ini
Dan, ku ingin kau tahu itu
02 Juni 2010 jam 3:03
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kasih Sayang
Setiap orang sebenarnya mempunyai sifat Rahim.
Sifat penyayang yang merupakan pantulan wujud Tuhan sang Ar Rahim.
Aku lihat wujud nyata kasihMu pada makhlukMu
"Jangan salahkan orang lain! Jangan salahkan Tuhanku" teriakku kala itu
"Kenapa tidak aku saja yang mati" kata kakakku
"Kalau bisa di tukar, biar ibu saja yang sakit kamu masih muda" isak ibuku
Maha Besar Engkau ya Allah.
Telah memberikan orang-orang yang begitu menyayangiku
Kini, ijinkan serta bimbing aku memanfaatkan sisa waktuMu untuk membalas kasih sayang mereka
aamiin.
03 Juni 2010 jam 8:32
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hati ibuku terpaut di Surabaya
Sebut dia Boy, bocah laki-laki berusia 7 th. Sejak kecil dia di titipkan di rumah neneknya.
Sang orang tua bergelut dengan karir suksesnya di kota Surabaya .
Ketika masih belum tahu apa itu hidup, si Boy senang jika dikunjungi oleh orang tuanya dengan mainan mahal & perabotan lainnya.
Karir & kedudukan makin membuat orang tua si Boy larut dan makin enggan menemani si Boy.
Beranjak dewasa si Boy sadar, siapa yang benar-benar peduli & merawatnya penuh kesabaran.
Suatu hari si Boy sedang kesulitan di kamar mandi karena 'kotoran'nya tercecer di kamar mandi. Sang nenekpun berniat membersihkannya, tapi Boy menghentikannya.
"Biarkan saja eyang, biar mama saja! Masak dia lupa dengan anaknya!" kata si Boy
Sang mama tertegun, dan marah kepada ibunya. "kenapa anak saya bisa berkata seperti itu? Belajar dari mana?"
Sang nenek terdiam. Tak sadarkah kamu, dia juga butuh kasih sayang dari mama papanya.
Jangan manjakan dia dengan gemerlapan kota ! "manjakan dia dengan kasih sayangmu..."
-Kisah Nyata-
02 Juni 2010 jam 15:26
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Katakanlah Sayang
Siapakah dia sayang?
Siapakah gadis yang menjawab telfku saat itu sayang?
Benarkah dia tunanganmu sayang?
Kenapa tak kau bilang dari dulu sayang?
Kenapa kau baru bilang di saat ku pastikan hatiku hanya untukmu sayang?
Sayang, di manakah kau kini?
Tak tahukah aku merindukanmu sayang?
Di rumah ini aku selalu menantikan kedatanganmu sayang.
Karena, hatiku juga merindukan senyum & candamu sayang.
Sayang.
Kembalilah engkau di Syawal besok.
Aku tunggu kamu sayang.
Berjanjilah.
15 Juni 2010 jam 0:51
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Inisial 'M', 'G' dan 'A'
Aku yang tak lagi meracik kata tentangmu
Aku yang terlalu keras akan Egoku
Aku yang terlalu asyik merenung di rumah siput, menanti apa yang semakin semu di nanti.
Hidupku yang terhanyut waktu, ciutkan nyali menggapai apa yang sangat mampu tergapai.
Aku malu akan fisikku, malu akan cacatku yang tak mampu tertepis kalbu
Hanya deretan huruf terangkai tebarkan sedikit harap.
M, G dan A
Nama yang indah menari-nari di angan
Tuhan, sampaikan pada sang pemilik nama
Aku, di sisa hidupku kan selalu yakin
Akan selalu ada harapan bagi jiwa yang menanti.
04 Juli 2010 jam 22:36
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kangen masa lalu
Aku ingin kembali ke masa lalu
Dulu tiap minggu habis subuh, bapak dan ibu selalu jalan-jalan pagi ke pelosok desa yang lumayan jauh.
Sedangkan aku dan dua saudaraku menyusul dengan sepeda
Menikmati sejuknya udara pagi, dan hijaunya sawah.
Nice moment.
Jika letih, kami berhenti untuk beristirahat menikmati cemilan 'roti goreng' atau kacang yang dibeli dari pedagang yang lewat.
Sekarang, bapak sudah dipanggil oleh Allah dan kedua kakakku sudah berumah tangga.
Sedih, kangen dan kesepian jadi satu.
Yang tersisa hanya konflik dan masalah.
Sedih.
10 Juli 2010 jam 6:50
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bimbang
Tuhan
Aku tahu Engkau selalu ada, melihat dan mendengar lirih jeritku
Mimpiku, anganku, harapanku, cintaku kini tlah hilang terbang terbawa angin.
Aku resah, gelisah dan kehilanan arah.
Kaki dan mata batinku telah cacat!
Tak tahu harus apa & bagaimana?!
Tak tahu harus apa & bagaimana?!
Aku malu pada diriku, mereka dan tentu padaMu
Aku bukan apa-apa selain gadis cacat yang tak punya rasa keyakinan pada hidup
Tuhan, kirim aku malaikatMu
Untuk menjadi imam bagi langkah di hiduplu
Tuhan
Dengarkan & Ijabahlah do'a akhirku ini.
Dengarkan & Ijabahlah do'a akhirku ini.
19 Juli 2010 jam 17:44
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Detik Waktu
Malam tlah terlewati pagi
Mendungpun tlah tersapu angin
Tapi rinduku terhujam tak terperih di hati
Sejenak berpikir tuk berlari, mengejar sang harapan hati
Hati tlah merintih berharap bersatu bersama sang pemilik hati
Rindu dan rindu terus menyeruak kalbu, menghancurkan tembok keangkuhan
Detik waktu terus berjalan tanpa mau menunggu
Akankah mampu ku tuk terus berlari menjemput sang kekasih hati yang nyatanya semu tak berada.
25 Juli 2010 jam 5:54
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tuhan, maafkan aku.
Tuhan, maafkan hambaMu yang lemah tiada daya ini.
Inginku tetap menjaga kesucian cintaku hanya untukMu
Tapi aku hanyalah perempuan biasa yang tak luput dari khilaf
Tuhan, kau yang telah datangkan dia dikala aku terpuruk lemah
Kau yang pertemukan kami di bulan penuh rahmatMU di bulan syawal itu
Tuhan, aku tak pernah mengira akan ada cinta itu
Cinta itu melambat bersemi namun kian pasti
Tuhan, maafkan aku
Aku telah memiliki tulus ini padanya
Dia yang datang tak terduga
Dia yang mampu meredupkan sesalku akan salahku
Tuhan, ampuni aku
Aku tulus menyayanginya
Tuhan, berikan ridhoMu pada hambaMu ini
Tuhan, jadikanlah dia imam bagi hambaMu ini
Tuhan, maafkan aku atas cintaku padanya.
25 Juli 2010 jam 8:15
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dengarlah, wahai sang Adam
Wahai adam, kami para hawa berikan ketulusan ini tanpa syarat, tanpa sebab tanpa tuntutan.
Wahai adam, tak harapkan kami hartamu
Tak harapkan kami pelukan nafsumu
Tak harapkan kami bualan gombalmu
Wahai adam, kami tulus mengharapkan keseriusan dan perhatian karenaNya
Wahai Adam, kami butuh bimbinganmu melewati mana yang tlah menjadi ketentuanNya dalam menjalani hidup
Wahai adam, yang kami butuhkan kepercayaan bahwa kami di ciptakan oleh Tuhan untuk menyempurnakan iman kalian
Wahai adam, jangan kalian buat kami tersiksa karena ketidakpastian yang menyebabkan kami terperosok dalam hal yang bukan jalanNya
Wahai Adam, jagalah kami dengan semestinya.
Jagalah kami, para kaum hawa.
27 Juli 2010 jam 21:50
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Angin senja di pusat kota
Sang Hawa terduduk seorang diri di taman di pusat kota itu. Sepi berteman angin senja yang menggoda lembut menggelitik relung hati yang kian beku.
Matanya kosong menatap sebuah masjid besar di hadapannya. Semilir angin kian nakal merayu untuk membekukan raga. Namun sang hawa tak bergeming, dia tetap menunggu.
Seorang gadis datang sambil bertanya:
"Kamu hawa?"
"Kamu hawa?"
"iya, maaf kamu siapa ya?" jawab sang hawa
"aku temannya adam, maaf dia datang terlambat ban sepeda motornya bocor" seru sang gadis
Hati hawa merasakan kebekuan. Dalam hati dia bertanya benarkah dia teman sang adam? Atau justru gadis itu adalah tunangan sang adam seperti yang pernah diceritakan.
"apa yang mau kau bicarakan?" tanya sang adam
sang hawa hanya diam membisu, dia tak tahu apa yang harus di bicarakan. Hatinya benar-benar kacau, pikirannya tak menentu. Gadis itu kini tengah berada di antara hawa dan adam, dia tengah asik bermain-main dg HP sang adam.
Dada sang hawa tak menentu, sesak kembali merasuk kalbu. Kram mulai menyerang anggota tubuhnya, dia tak mau pingsan di hadapan sang adam.
Tangan sang hawa bergerak mengeluarkan sebuah bungkusan dari dalam tas yang dia bawa.
"ini buat kamu!" seru sang hawa pada sang adam
"apa ini?" tanya sang hawa
"pegang saja!!" teriak sang hawa sambil berlari. Tak kuat dia menanggung rasa sakit di hatinya.
Sang hawa terus berlari menahan tangis, dan berharap sang burung kertas rajutannya akan mengatakan pada sang adam bagaimana sesungguhnya perasaan yang hawa rasakan.
Senja itu, kian kelabu menghapus warna cinta sang hawa.
13 Agustus 2010 jam 5:42
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cinta, bintang dan burung kertas
Puluhan burung kertas rajutan tangan sang hawa tak lagi menghuni bagasi cinta. Mereka tengah galau menanti asa sang hawa. Asa yang tak menemukan sandaran hatinya. Burung-burung kertas itu merintih melihat butiran mutiara bening yang mengalir dari mata sayu sang hawa.
Sang hawa menuliskan satu pesan pada lembaran kertas bermotif bintang dan hati yang sama persis dengan sampul buku harian sang hawa.
Dengan nafas terengah-engah sang hawa menggerakkan jemari tangannya.
"aku mencintaimu karena Allah."
Kembali jemari tangan sang hawa melipat kertas itu menjadi satu burung kertas, satu dari puluhan burung kertas lain yang melambangkan ketulusan hati sang hawa.
Satu bulan hampir berlalu, entah kemana semua burung kertas itu kini. Apakah mereka telah selesai ungkapkan asa sang hawa pada sang adam?
Ataukah mereka lenyap dalam tumpukan sampah?
Sampai kini sang hawa tak pernah tahu. Dan kini hanya tertinggal dua burung kertas menghuni kamar sang hawa yang setia memberikan riang suaranya sebagai senandung cinta penyemangat hati yang kian rapuh menanti balas asa sang hawa.
14 Agustus 2010 jam 17:49
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Angin berlalu, biarkanlah!
Termenung lesu sang hawa coba renungi tiap detik yang terlewati.
Cobaan tak pernah lelah mencolek hidup yang kian tak pasti usangkan blue print impian sang hawa.
Masih tercetak jelas blue print harapan dalam salah satu lembaran diary sang hawa.
--> PKLI (juli '09) --> Smt 7 --> Smt 8 --> Skripsi --> Wisuda --> Bekerja --> Menyenangkan orang tua --> Menikah
Isak lirih hati sang hawa terlantun. TakdirNya berkata lain, semua tlah sirna.
Setahun sang hawa mencoba tegar, mencari apa yang dikehendaki hati.
"aku akan selalu ada untukmu" masih terekam jelas pesan yang di kirimkan sang adam setengah tahun silam. Dan sang hawa hanya bisa tersenyum lirih.
Namun, sang adampun seolah lupa. Sang adam tlah berubah, jauh dan semakin jauh dari harapan sang hawa.
"kamu sok tahu!" "dan itu keanehan kamu!" ucap sang adam
Berat nafas sang hawa terurai dari lirih detakan jantungnya.
Bisikan halus sang malaikat menenangkan sang hawa.
"tenanglah sayang, biarkan angin curiga itu berlalu"
"mungkin memang benar, aku hanya seorang hawa yang sok tahu di matamu wahai adam" ucap lirih sang hawa
Tapi...
Itu semua karena aku ingin kau tahu, aku sayang kamu.
18 Agustus 2010 jam 20:35
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lembut biru
Langkah demi langkah sang hawa terus berjalan. Tak perduli betapa teriknya sinar mentari di kota yang ditapaki langkah sang hawa.
Langit biru yang memutih memberi langkah senada dengan gaun dan jilbab yang di kenakan sang hawa.
Biru seolah menggambarkan suasana hati sang hawa yang kian beku dengan diamnya sang adam.
Sekeras apapun sang angin menghembuskan dayanya, tak melunturkan biru hati sang hawa. Kini, dia terus berjalan kemanapun jiwa berlari.
Tak perduli kian basah tissue yang dia bawa dan tak peduli tetes-tetes liquid itu mengalir dari mata dan hidungnya dia sang hawa terus berjalan mengikuti petunjuk alam kan membawanya menuju kedamaian.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hati sang pemimpi
Hati itu kian membeku meretas hampa.
Hati yang dulu penuh mimpi dan angan menggapai janji hati. Hati yang penuh dengan harapan dan cinta suci. Hati yang penuh senyuman cinta dan gelora semangat yang seolah tak pernah padam.
Dialah hati seorang pemimpi, hati suci sang hawa.
Kemana kini hati yang penuh mimpi itu?
Kemana perginya langkah riang sang hawa?
Hawa kini tak lagi periang dan penuh optimis menyambut hari.
Hawa tlah berpaling dari jiwanya.
###
"siapakah aku?"
"sedang apa aku di ruangan putìh ini?"
"dimana aku?"
###
Tubuh dingin sang hawa tergeletak lemas di atas pembaringan. Sayu mata indahnya terlihat menghitam dan cekung. Entah sudah berapa hari, mata sayu itu terpejam tak pancarkan sinarnya lagi.
Lirih suara perempuan tua terdengar di balik tirai putih.
"sampai kapan sang hawa kan terbangun dari tidurnya? Akankah dia akan menemukan jalan pulang dan membuka matanya?"
-Sunyi dan dingin, hanya itu yang tersisa kemudian-
Dalam putih sang hawa terus berjalan, berjalan dan berjalan tiada peduli kemana cahaya itu membawanya.
Biarkan saja, aku menemukan damaiku dalam putih itu.
19 Agustus 2010 jam 14:50
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Merah itu manis
Setetes darah segar tiba-tiba mengalir lirih dari hidung sang hawa. Putih itu tak lagi sempurna, darah itu meluncur pelan nan pasti melewati bibir pucat sang hawa hingga menodai putih jilbab itu.
Brak!!
Tubuh sang hawa terjatuh keras membentur lantai kamar sang hawa. Sunyi dan gelap yang dirasa sang hawa.
"kau sudah sadar hawa? Alhamdulillah" lirih sang perempuan tua
"kau sudah 2 minggu tak sadarkan diri nak, kami semua mencemaskanmu" tambah perempuan itu
Sang Hawa tersenyum lirih.
"Ibu, ternyata darah itu manis juga ya?!"
"aku ingin merasakannya lagi" seru sang hawa sambil tersenyum
20 Agustus 2010 jam 9:42
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keputusan
Terlihat jelas pancaran cahaya dari genangan airmata yang tengah mengumpul di mata sang hawa. Di balik lirih senyumnya tersimpan berjuta gelombang kesedihan. Hingga kinipun dia tak memiliki kendali untuk mengontrol laju airmata dalam kesedihannya.
Di balik hamparan kaca bening itu, sang hawa terduduk sambil memandangi langit biru yang sendu. Dia biarkan angin membelai lembut rambut hitam panjangnya yang kian menipis.
"mungkin ini memang takdirku, aku dan kamu takkan mungkin bisa bersama"
"langkahmu tak sejalan dengan hatiku"
"langkahkupun tak selaras dengan pikirmu"
"wahai adamku, bahagialah kau disana, kini ku coba ikhlas dalam kesendirianku akan angkuhmu"
Sang hawa usai tulis gundahnya dalam putih awan itu, biarkan cerita hati itu di sampaikan pada sang adam lewat titisan air hujan yang kan menyadarkannya akan lirih hati sang hawa.
Sang hawa kembali merajut harapan, menambal semua luka yang ada dengan do'a padaNya.
Berharap raganya kan kuat dalam gelombang badai kehidupan hingga kelak dia kan temukan bahagia.
23 Agustus 2010 jam 8:22
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jika nanti
Jika nanti kelopak mataku tak lagi terbuka, aku ingin jemarimu rangkul jemariku agar aku tak takut akan gelap.
Jika nanti jantungku tak kuasa memompa, ijinkan suaramu pacu jantungku untuk terus berdetak.
Jika nanti kakiku tak mampu menopang ragaku, aku ingin kau ada di sampingku agar aku tak jatuh.
Jika nanti ku tak kuasa tahan rasa sakit yang ada, aku ingin kau lantunkan kalamNya agar aku tenang dan damai dalam sejuknya kalam Allah yang terlantun darimu.
Aku ingin kau selalu ada dan buatku tersenyum dalam sedihku.
14 Oktober 2010 jam 18:20
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
La Tahzan
Jangan bersedih hawa, lihatlah masih ada yang peduli dengan hidupmu.
***
Ini adalah hidupku yang tlah tertulis dalam kitab lauh mahfud milikNya.
Ku tahu ini sangat sulit dan begitu hebat kebimbangan yang merajai denyut nadiku.
Inginku berhenti hadapi kenyataan yang menyakitkan ini dan tak peduli akan apa yang mereka pergunjinkan tentang jalan hidupku yang tak seperti perempuan seusiaku yang seharusnya berjibaku dengan pekerjaan & semua tugas di kampus tempat mereka belajar.
Aku yang kian tersiksa terbelit duka dan kesakitan di semua organ tubuhku, dan kini mencoba bersabar menghadapi semuanya.
Hari ini akupun masih berjuang menghadapi kenyataan akan hilangnya penglihatanku. Aku hadapi semua pikiran negatif yang menggerogoti iman dan pikiran logisku.
Segera dan harus aku mencari biaya operasi mataku agar kebutaan itu tak segera terjadi. Meskipun operasi juga tak bisa mengembalikan kedua mataku menjadi seperti manusia normal, tapi setidaknya aku tidak buta.
***
Lihatlah bintang, betapa saudara dan ibumu berjuang dapatkan pinjaman demi kesehatanmu. Jangan lagi kau termakan bisikan syetan yang membuat kau tak lagi ceria dan tunjukkan kasih sayangmu pada mereka.
Bangkit, tersenyum dan tetaplah tegar hawa.
Masih ada masa depan yang harus terjalani dengan senyummu.
Lihatlah, sore ini ada yang masih peduli padamu dengan memberikan cd pengobatan dari cina.
Dia ayah teman SMAmu, dia juga peduli padamu.
Dia ayah teman SMAmu, dia juga peduli padamu.
15 Oktober 2010 jam 19:03
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Want
Inginku bercengkrama denganmu.
Inginku kau peduli padaku.
Inginku kau kobarkan nyala sinarku.
Inginku tak hanya diam sikapmu.
Inginku bukan hanya yang tanya dan menyapamu.
Aku ingin juga kau sikapi kaku ucapku dengan hangat lakumu seperti yang biasa kau lakukan pada teman perempuanmu.
Maaf, memang kemampuan sosialku memang tak biasa dan aku ingin kau bantu aku cairkan kaku lidahku.
Aku tak tahu apa pikir jiwamu akan sikapku.
Aku pasrah, jika memang Tuhan berkehendak kau bukan untukku.
15 Oktober 2010 jam 20:05
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Silent in her eyes
Dia menangis dalam kesunyian malam.
Dia termenung dalam ucapan.
Dia meringis sendu dalam kesakitan.
Bongkahan yang bernama 'jantung' itu menjerit lirih sejak hampir seperempat abad.
Senyum itu sendu menatap semu keramaian gerlap dunia.
Sembunyi dia dalam selimut harapan akan indahnya surga.
Bermimpi dia rangkai kebahagian dalam diam malamnya.
Dia diam tak berarti bisu.
Dia tak berbalas ucap bukan berarti dia tak mampu berkata.
Dia diam dalam berputus karena dia tak mau terluka dan melukai.
Meskipun dalam diamnya tlah melukai raga dan jiwanya.
Dia, entah siapa namanya.
Dia, yang tengah menanti lepasnya belenggu ketakutan & keraguan.
Dia, dia perempuan yang beda dengan perempuan-perempuan lainnya.
Dia perempuan, merunduk dalam kelembutan dan ketaatan.
Dia perempuan, lemah tapi keras.
Dia perempuan cengeng dalam haru, tapi pemarah dalam ketersinggungan.
Dia, dan dia.
Perempuan itu.
Tak di kenal dalam keramaian sunyi dunia.
16 Oktober 2010 jam 21:17
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pak, I.M.U
Letih raga hadapi sakit yang ada.
Alunan lagu samar terdengar kalau jiwa tengah melayang, biarkan layar proyektor tampilkan memori saat kau pergi.
Memori yang tak mampu terurai kata, pedih yang tak luntur termakan waktu.
Maafkan aku yang belum pernah ucap kata sayang sampai akhirnya Allah memanggilmu.
Maafkan aku yang seolah kaku & beku saat menungguimu di Rumah Sakit kala itu.
Mungkin usiaku yang dini tak pahami keadaan itu, tapi Allah tahu ku sangat sayangimu.
Saat inipun, tiap kali kunjunganku ke Rumah Sakit itu aku seolah kembali di saat duka itu.
Aku telusuri lorong-lorong itu, teringat saat engkau dipindahkan ke ruangan yang baru yang aku pikir semua akan bertambah baik dan kau kan pulang bersama kami. Setelah kabel-kabel terlepas dari ragamu.
Aku lihat kau menatapku seolah ingin mengatakan sesuatu ketika melewati lorong itu.
Entah apa, tapi ternyata itu terakhir kali aku lihat matamu menatapku.
Tatapan terakhirmu..
Pak.
I.Miss.U
22 Oktober 2010 jam 13:36
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keluhan atau Rintihan?
Teringat status Face Bookku selalu saja mendapat gunjingan yang dikatanya selalu mengeluh.
Mungkinkah itu memang keluhan dan memang aku perempuan yang gampang mengeluh?
Allahu'alam.
Aku memang manusia yang penuh dengan khilaf.
Tapi andai dia jadi aku.
Akankah dia masih bisa tertawa?
Akankah dia masih bisa tertawa?
Teringat perkataan seorang pria di Rumah Sakit lima bulan lalu.
Dengan mata memerah & menahan sakit aku dan dia duduk menghadap ke taman.
Dia kira aku menangis karena kehilangan seorang pacar.
Salah, dan akhirnya ceritapun berlanjut.
Salah, dan akhirnya ceritapun berlanjut.
Aku tak mengerti dengan perempuan, kenapa tidak bilang saja dari awal kalau sakit?
Kenapa tidak bilang saja?
Kenapa tidak bilang saja?
Aku menjawab, karena perempuan itu tidak ingin menyusahkan orang lain, tidak mau lemah dan banyak hal lain.
"Tapi tetap saja kan ?" Kata pria itu.
Kamu tidak tahu saja, seperti aku yang sejak kecil diam saja bila sakit, karena aku tak ingin mengeluh.
Buat apa diam jika ujungnya akan menambah parah & memperburuk keadaan sendiri?
Aku hanya terdiam mendengarnya sambil menahan tangis.
Satu yang aku ingat sampai sekarang, dia bilang wajar kok seseorang yang sedang sakit itu mengeluh.
Itu buatku jadi tak memendam 'rasa' yang ada itu sendiri.
Tapi kadang memang banyak yang mengkritisi statusku dengan sangat pedas dan buatku sesak terbelenggu kebimbangan.
Salahkah jika aku dilahirkan dengan KEPEKAAN HATI?
Dan bisakah mereka menyadarinya?
Dan bisakah mereka menyadarinya?
Karena pria itu, tanpa sadar aku mulai tergerak menguak sakit yang aku rasa aku tekatkan diri memeriksakan sakit ini kembali.
Yang telah sekian tahun terabaikan.
Pernah aku ingat dari seorang kakak yang bilang, sakit itu jangan dipendam. Hendaknya memang diperiksa dari awal jika sudah begini kamu harus ambil sendiri resikonya.
Terdengar kejam memang tapi sesaat aku sadar itu benar.
Sekian banyak yang mendengar & membaca, begitu banyak pemikiran yang datang (baik mensupport atau kadang membuat gejolak batin yang luar biasa)
Pada dasarnya memang semua orang baik, tapi bisakah mengerti sedikit saja?
Perempuan itu peka, dan tentu saja Allah menciptakan manusia satu dengan yang lain itu berbeda.
Jadi perlakuannya juga berbeda.
Jadi perlakuannya juga berbeda.
Aku ingin tanya.
Klasifikasi sebuah kata hgga mndpt gelar 'keluhan' itu seperti apa?
Ahhhhhhh...
Aku kan memang bukan manusia sempurna!
Toh mereka juga tak tahu detail apa yang terjadi.
24 Oktober 2010 jam 20:14
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ya Habibana...
"kamu itu umatnya siapa sih?" tanya sang adam
"kok gitu sih tanyanya?" balas sang hawa
"ya habisnya kamu itu mengeluh saja"
Jemari hawa berlenggak-lenggok menekan keypad HP sambil menahan emosi membalas pesan sang adam.
"kata seseorang kalau keluhannya orang yang sakit itu wajar?"
"kamu itu terlalu penurut sama orang! Harusnya kamu nurut dengan rasulullah ya Habibana!" balas sang adam
Nyess!! Hati sang hawa beku, namun tersungging seutas senyum di bibir pucatnya.
Entahlah, selalu saja sang adam mengeluarkan statement di luar dugaan. Dan itu membuat sang hawa semakin mengagumi sosok pria dingin & agak menyebalkan namun sangat dirindukannya.
Itulah sang adam yang sosoknya lenyap bersembunyi di selimut masa & ruang.
Sungguh beruntung seseorang yang kelak mampu merebut hati dan menemani sisa usiamu.
Dan mudah2an Sang Maha Cinta mengeluarkan anugerahNya dan mempertemukan tali jodoh antara adam dan hawa.
Aamiin.
27 Oktober 2010 jam 21:21
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kangen Perpus
Disaat sedih, kesepian, jenuh dan gundah satu tempat menjadi tujuan.
Entah kenapa malam ini hawa rindu mojok di perpustakaan UIN. Rindu menelusuri tiap rak, merapikan buku-buku. Sempat dulu berkeinginan menjadi penjaga perpus. Jadi ndak perlu beli buku-buku yang mahal-mahal itu. Kalau jenuh tinggal mencari buku yang bisa menenangkan hati.
Hampir tiap hari perpus menjadi tempat ternyaman untuk menyendiri. Di pojok kanan terlihat masjid At Tarbiyah, sejuk merasuk kala adzan terlantun memenuhi kalbu.
Kangen dengan keramahan petugas-petugas. Pak penjaga loker, yang sering memanggil hawa dengan nama bu Laras. Dan pak Imam sang satpam perpus yg pernah jadi testee praktikum, mbak & ibu yang jaga. Hmmm...
Perpus, entah kapan hawa bisa menapakkan kaki di sana lagi.
29 Oktober 2010 jam 22:44
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rela tuk Ikhlas
Detak jantung terasa terhenti!
Dingin & sakit terasa aku lihat gambar wajahmu.
Dingin & sakit terasa aku lihat gambar wajahmu.
Kau yang diam tak pedulikan aku meski kau tahu rasaku dalam penantian semu kehadiranmu.
Kau menjauh dan semakin diam biarkan aku menangis tanpa kepastian.
Aku tahu kau begitu sempurna dan terlalu tinggi untuk diraih.
Kata mbak Rossa: 'karena tuk bersamamu bagaikan berharap memetik bintang'
Aku tahu, aku sangat jauh di matamu baik dari segi fisik, agama maupun ekonomi.
Aku memang bukan siapa-siapa melainkan gadis lemah yang tiap hari berjuang bertahan hidup menghadapi derai kesakitan fisik maupun batin.
Hati kecilku lirih berkata, aku ikhlas tak kau sambut kasihku asal kau ada dan hibur gundahku.
Tapi, kau hanya singkat berkata dan diam.
Bekukan jiwa yang jatuh.
Bisakah kau hibur aku, rangkai kata dan terangi langkahku?
Ku harap ku selalu ikhlas jalani takdirNya, sampai saatnya nanti malaikat Izroil merengkuhku dalam dingin kembali ke pangkuan sang Illahi.
11 November 2010 jam 8:20
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Secarik sayang buat sahabat (special 2 friends in UIN MMI Malang )
Masih teringat awal kita berjumpa, menapaki polos kaki di tanah pendidikan UIN Malang tahun 2006 silam.
Satu tahun wajib menghuni Ma'had. Mab'na Al Ghazali, Ibnu Rush, Ibnu Sina, Ibnu khaldun & Al Faraby. Di sana semua berbaur & mendapatkan pengalaman baru, peraturan baru dan orang-orang baru. Sedih, senang, tangis, gundah dan tawa terukir ditiap kalbu.
Tak terasa esok sahabat-sahabat telah menjadi seorang yang baru dengan imbuhan gelar Sarjana dibelakang nama mereka. Aku turut bangga pada kalian, dan ada pula sahabat yang kini telah bergelut dengan dunia kerja.
Maaf teman, takdirku berkata lain. Setahun dari prediksi aku tinggalkan kebersamaan kita mengejar cita-cita. Meskipun susah, sedih dan berat buatku untuk ikhlas dengan takdirku. Sahabatku, dalam jarak aku akan memantau kalian untuk sejenak melepas rindu akan hangatnya kebersamaan. Meskipun harapan serta mimpiku memakai toga bersama kalian tak terwujud aku tak boleh terus larut akan sedih.
Haru tergores kuat di dadaku, melihat kalian telah menamatkan pendidikan kalian. Kadang memang terbesit iri, namun aku tahu itu tiada guna. Sahabat, bagiku 3 tahun larut dalam kebersamaan dengan kalian adalah anugerah terindah.
Semoga, jalinan sahabat tak kan terputus karna jarak & kesibukan.
Aamiin ^.^
Jangan lupakan aku ya teman-teman. Aku selalu do'akan yang terbaik untuk kalian.
Love U all... ^.~
Teman-teman di Fakultas Psikologi yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu. ^.~
Teman-teman TI:
Rosi, Eni, Ega, Jamil dll ^.~
Rosi, Eni, Ega, Jamil dll ^.~
Teman-teman Jurusan Fisika:
Riski dan Sulis
Teman-teman Jurusan Bahasa Inggris:
Iva, Fani and the gank :D
Riski dan Sulis
Teman-teman Jurusan Bahasa Inggris:
Iva, Fani and the gank :D
Teman-teman Jurusan Bahasa Arab:
Mbak Iik & ersa :D
Mbak Iik & ersa :D
Teman-teman Ospek HARVEY :D
Teman-teman yang Remisi Kelas Bahasa Arab (Kelas Ust Ibn & Ust Kholis)
Teman-teman di Mabna Al Ghozali semuanya :D
¤ SUKSES BUAT KALIAN SEMUA!!! ¤
13 November 2010 jam 1:50
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Senyum di pertigaan
Dia ada di sana , dia yang berbeda.
Aku memanggilnya 'dia', dia yang tak ku kenal.
Tiap aku melintas di jalan kota Malang , dia ada di sana.
Dia memang berbeda, tak seperti aku atau kalian.
Bisa dibilang dia tegar meski tak sempurna.
Dia yang berdiri meski tanpa kaki, tapi dia tetap tegak dengan tubuhnya.
Ingin aku mengenalnya lebih, aku mengagumi dia.
Dia yang tak punya kaki, dia yang tetap berjuang dengan keabnormalannya.
Di tepi jalan di pertigaan lampu merah aku melihat dia lahap memakan roti sarapannya di temani asap kendaraan.
Aku hendak beranjak turun menyapanya, kalau saja tak teringat janjiku dengan para dokter.
Ah, mungkin tuhan belum ijinkan pertemuan kita kawan..
Tapi, ku tetap kagum akan senyummu di pertigaan itu.
30 November 2010 jam 8:00
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
31 Desember 2009/10
Setahun lalu, di malam ini sang hawa hanya mampu tertidur di peraduan menahan sakit yang teramat dia rasa di jantungnya.
Di saat ramai lalu lalang orang meramaikan pergantian tahun.
Sang hawa hanya bisa menangis menahan sakit.
Sang hawa pun kecewa tak ikut merayakan pergantian tahun bersama 4Falz yang merayakan bersama.
Kini, malam inipun sang hawa hanya bisa berbaring sembari menghapus airmata.
Hari akhir di kalender masehi ternoda dengan airmata.
Hanya terucap do'a pada sang AR RAHMAN, untuk kuatkan serta tabahkan hati menghadapi hari esok yang berkabut misteri.
31 Desember 2010 jam 23:34
31 Desember 2010 jam 23:34
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
No comments:
Post a Comment