Sunday 11 June 2017

Sepersepuluh Pemuda

Bismillahirrahmanirrahim

"Beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”, begitulah sang founding father, Presiden Pertama Indonesia yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara. Tidak perlu ditanyakan apa saja yang telah dilakukan pemuda dari masa ke masa. Buktinya sudah jelas saat merebutkan kemerdekaan dari penjajah Belanda dan Jepang, jatuhnya rezim orde lama hingga orde baru. Namun melihat kondisi pemuda zaman sekarang, tentu sulit menemukan sosok pemuda yang mampu memanggul tugas yang begitu berat. Tanpa sadar pemuda zaman sekarang digempur dari segala arah. Tak jarang mulai merabak virus apatis, pasif, hedonisme dan kurang peka terhadap masalah yang ada di masyarakat.

Sepersepuluh Pemuda tentu masih berhubungan dengan jargon yang melegenda “Beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia” kami tertarik dengan jargon yang sering diperdengungkan tersebut. Jika sang Proklamator membutuhkan sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia, maka kami hanya membutuhkan seorang pemuda untuk mengubah keadaan. Ya, dari kita masing-masing harus menanamkan semangat mengguncang dunia atau mengubah keadaan. Benar, dari kita harus memiliki kesadaran diri untuk menjadi pemuda sesuai harapan bangsa dan negara. Jika demikian maka semua pemuda telah menjalankan perannya masing-masing.

Sepersepuluh Pemuda merupakan kumpulan cerpen karya teman-teman Forum Lingkar Pena (FLP) Pasuruan. Sebagian cerpen yang termuat dalam kumpulan ini berkisah tentang pemuda dan peranannya. Dari sini teman-teman FLP Pasuruan berusaha menampilkan sosok pemuda yang idealis dan penuh energi luar biasa. Sepersepuluh Pemuda merupakan jawaban dari teman-teman FLP Pasuruan, kaum pemuda yang masih memiliki kepedulian terhadap bangsa dan negara. Dan kami masih sadar diri dengan tugas yang harus kita panggul, yakni konsekuensi dari gelar pemuda yang kita emban. Setidaknya melalui tulisan-tulisan yang semoga menjadi inspirasi seluruh pemuda Indonesia ini, kita bisa mengubah secara perlahan stereotip pemuda yang mulai kehilangan jati diri. SEMANGAT, PEMUDA!

***
Ketikdaksempurnaan fisik bukan berarti hati dan tekad menjadi berkurang. Sama seperti seorang lelaki difabel yang mencuri perhatian Kalila ketika tanpa sengaja ia memasuki sebuah Pasar di kampungnya. 


Semakin hari Kalila semakin kagum dengan semangat bang Ahmad dalam berdakwah mengentas buta huruf di desanya. Walau ketiadaan salah satu kakinya, ia tak patah aral menyuarakan dan menggenapkan panggilan jiwanya sebagai seorang pengajar.
Dengan berbekal lahan kecil di sebelah Ponten yang ia jaga, bang Ahmad mampu menyulapnya menjadi lahan dakwah.
***
Ponten Ilmu merupakan salah satu tulisan karya Bintang Arini sebagai salah satu cerita yang tertuang di dalam Antologi Sepersepuluh Pemuda. Masih banyak lagi kisah-kisah inspiratif yang tertuang di buku karya pemenang Lomba yang diadakan oleh para laskar Pena dalam Naungan komunitas Forum Lingkar Pena Pasuruan.
Mari bergerak wahai pemuda!

No comments: