Lets Go!! :) |
Beberapa Menit selepas MidNight.
Lampu kamar sudah
terpadamkan, pun kelopak mata yang mulai terpejam. Namun, nyatanya lelap tak
kunjung memeluk. Apa yang tengah membuat pikiran ini tetap terjaga padahal
lelah begitu kental terasa di sekujur badan?
Apa mungkin tentang kegiatan hari ini yang berasa seperti
gado-gado atau permen nano-nano?
Mulai
dari pagi rencana ke Perpustakaan yang ternyata (masih) harus tertunda kembali
setelah melihat mata kanan suami yang memerah (kembali). Meluncurlah kami ke
Bali Royal Hospital, namun ternyata dokternya baru bisa ditemui diantara pukul
satu sampai dua Wita. Setelah registrasi kami melanjutkan tujuan ke Erlangga
(semacam toko oleh2 khas Bali gitu), harganya!? MURMEEERRR Banget, asli dah!
Bisa nih diprospekin buat dijual lagi. Hihi.. #mendadak hijau nih mata :D
Belanjaan sudah sekantong besar, tapi waktu yang semakin mengejar
untuk kembali ke BROS (Bali Royal Hospital) tapi ndilalah si keponakan minta hunting spinner, setelah si Farhan tak henti
minta diantar membelinya kami mencoba luluh walau sedikit memberi sugesti
tentang kesabaran.
"Nanti ya kalau ke
kampung Jawa lagi biar harganya lebih miring!"
Tapi sekali lagi Farhan
kekeuh minta hari ini juga. Dan meluncurlah kami ke toko mainan. Ada sih
spinner, tapi harganya bikin gigit jari. Hihi... Sekali lagi menasehati Farhan
agar bisa bersabar kembali.
Setelah itu kamipun meluncur ke Bengkel, men-servis si ban
belakang yang suka kempes. Mau tak mau! Untuk sampai ke rumah sakit kami tak
mungkin terus berjalan kaki kan!? Hisk...
Siang kian beranjak, setelah selesai urusan di Bros (Bali Royal
Hospital), cuz pulang. Lah ditengah jalan melihat keramaian dan beberapa jalan
yang ditutup. Penyakit kepo mendadak kumat. Berhentilah kami mencari Parkiran setelah tanya ke tukang
parkir ada kegiatan apa.
Ternyata sedang ada PKB
(bukan nama partai lho!) Tapi Pekan Kesenian/kebudayaan Bali. Hihi... Nontonlah
akhirnya berdesak-desakan melihat konvoi kebudayaan Bali. Namun naasnya, si
Farhan minta pulang! :( Tapi kasihan juga sih wajah suami kelihatan lelah,
apalagi nanti sore masih ada kegiatan buka bersama dengan teman-teman
kantornya. Finally, kami akhirnya harus pulang agar bisa istirahat sebelum
agenda berikutnya.
Tapi... Lha kok ban
belakang kempes pes!? Kan tadi karyawan bengkel bilang ban belakang oke-oke
aja! Tinggal diisi angin saja? #mendadaksebel.
Siang hari yang menyengat, jalanlah kami cari tulang tambal ban.
Alhamdulillah, ndak jauh-jauh banget. Itupun diwarnai dengan miskom antara kami
dengan penambal ban.
“Bannya bocor ya pak?
Padahal tadi kata tukang di bengkel sebelumnya hanya tinggal ditambah angin
saja. Kira-kira kenapa ya?” Kataku.
“Lha. Kok ibu tidak percaya
sama saya? Kenapa tadi tidak melihat kenapa saya menambal bannya!” kata tukang
penambal ban agak sewot dengan nada yang bikin garuk-garuk kepala.
“Bukan… bukan gitu maksud
saya pak!” Padahal beneran aku pengen nanya aja, ndak menuduh yang macem-macem L Suamiku akhirnya
juga berusaha menjelaskan, tapi ya si tukang penambal ban juga ndak paham-paham
juga. Akhirnya kamipun mengalah setelah membayar biaya tambal ban.
Sepanjang perjalanan aku
dan suami menjadikan kejadia itu sembari tertawa-tawa. Hihi. Setelah melirik
jam tangan motor langsung dilajukan menuju jalan Tukad Badung. Setelah
mengantarkan Farhan pulang, kami segera melaksanakan sholat Dhuhur kami yang
sangat terlambat, hisk… Maaf ya Rabb…
Klik.. Set! Alarm pukul
16.30 Wita.
Beberapa jam berikutnya…
Tarra...
Jam lima lebih lima menit.
Panik. Undangan bukber pukul lima ting tong kami malah terbangun bangun jam
segini. Hihi.. Untung aja tempat makannya dekat jadi setengah enam sudah otewe
selepas shalat ashar dan tancap make up. Ups... kelupaan! Farhan minta ikut,
jadinya mampir dulu ke sebelah jemput Farhan.
Yang namanya acara buka bersama tahu kan plotnya seperti apa?
Saling tukar kabar, bahas ini itu, makan dan diakhiri dengan cekrak cekrik...
hihi... Aku sendiri masih agak canggung dan malu berhadapan dengan teman-teman
suami. hihi... Tapi pada akhirnya aku mulai mencairkan ketakutan di dalam
diriku. Menjelang usai acara silaturahim dan buka bersama kami, aku dan suami
sempat dilanda kecemasan (baca: panik) saat Farhan mulai mimisan. Walaupun hal
itu sudah biasa bagi Farhan tapi tidak denganku. Melihat noda merah di putihnya
tissue membuatku ngeri dan sedikit mual. Sedih pasti iya, panik apalagi?
Terbesit sesal, mungkin karena siang tadi kami sudah membawa
Farhan keluar sampai menjelang sore. Walaupun sudah menasehati anak lelaki
kelas dua SD itu untuk tidur selepas kami mengantarkannya pulang, tetap saja
jiwa kanak-kanaknya ingin bebas bermain saat ada saudara sebaya yang datang
mengunjunginya. Ah, dek Farhan... Maafkan kami ya... Tetap sehat ya...
Kali ini. Ada yang berbeda
dengan penitupan acara buka bersama? Tanya kenapa?
Hihi.. Sebelum berpisah,
kami melakukan ritual baru yang unik. Apa itu?
Ritualnya adalah injek
jempol kaki! Kok bias? Hihi… Bisa dong, entah sih apakah memang bener ngaruh
jika seorang perempuan yang sedang habil bias ‘menulari’ perempuan yang sudah
menikah untuk bisa hamil juga? Hihi… Dimaknai positif aja buat seru-seruan dan
menambah keakraban. J
Apakah hari ini berakhir happy ending setelah acara buka bersama
tadi? coba tebak?
Happy endingnya seharusnya adalah tidur dengan dipeluk lelap ya?
Tapi nyatanya sampai di detik ini mataku tak kunjung memandang alam mimpi..
Disaat weekend memasuki hari kedua, tepat tanggal 11 Juni aku
harus mensyukuri tiap detik yang terlewati. Seperti halnya tadi malam. Weekend
yang kami lalui dalam satu bulan pernikahan selalu diisi dengan kebersamaan.
Entah apapun itu kegiatannya, Mulai dari travelling, ataupun berbenah kamar
kost. Alhamdulillah... Suami adalah lelaki yang sangat ringan tangan dalam
urusan kerumahtanggan hingga tiada kutemui sukar dalam mengaruhi bahtera
rumahtangga yang baru berlayar ini.
Maka nikmat Tuhan kamu yang
manakah yang kamu dustakan?
Dan aku akhirinya tiada
mengakhiri hari sabtu, aku terus melangkah dihari selanjutnya. (Baca: tidak
tidur... hihi). Setelah bersusah payah tiada kutemui lelap, aku akhirnya
mencoba memanggil-manggil nama kesayangan untuk suami...
Dan pucuk dicinta ulampun
tiba. Suami merespon dan akhirnya memilih menemaniku melewati tiap detik di
awal hari minggu ini dengan bertukar cerita. Saling mengetahui apa yang masih
menjadi misteri di masa lalu kami. (Ngelanjutin ta'aruf lagi ceritanye.. :p )
so, Finally... waktu terus berdetak mengantarkan kami diakhir
percakapan singkat namun mendalam dan penuh kesan. Saatnya menyalakan lampu dan
mulai menyiapkan makan sahur.
Bismillah...
Buka Bersama di Geomerot |
Nonton Pekan Kesenian Bali di Lapangan Renon |
Berbelanja di Erlangga Satu |
Menunggu Antrian di Bali Royal Hospital |
Denpasar, 10-11 Juni 2017
No comments:
Post a Comment