Sunday 18 September 2011

Cerbung-si ::: Laju Hati Bintang (Lanjutan)

Ghetuk Java

oleh Bintang Arini pada 14 September 2011 jam 14:11
Sang hawa melangkah melewati jalanan sunan ampel yang siang itu terasa panas menyengat.

Namun dia terus melangkah, walaupun terasa berat karena peluh memenuhi sekujur tubuhnya dia terus melangkah.

Namun tiba-tiba ada yang membuatnya tertawa terbahak-bahak.

"hah?? Apa aku g salah liat?? Apa benar tulisan di gerobak jajanan gethuk itu???" batinnya.

"gethuk Java??"

"wah, jangan2 yang jualan itu anak IT ya??"

xixixixixixixixi :D

---

java: pemrograman

Because of 'cemburu' ;)

oleh Bintang Arini pada 16 September 2011 jam 7:45
Pagi itu sang hawa sedang menanti datangnya saudara perempuannya untuk mengantarkannya kursus di BSC (Brawijaya Study Club) namun karena belum datang juga mau tak mau akhirnya dia harus berangkat sendiri.

Setelah keluar dari tempat kostnya sang hawa akhirnya harus rela jalan kaki, padahal dari jl Coklat lumayan jauh ke BSC.

Sang Hawa akhirnya berjalan tertatih demi mengejar cita-citanya.

Sesampai di tempat kursus akhirnya sang hawa lemas, keringat mulai membasahi pakaiannya. Namun akhirnya dia mampu jua menyelesaikan soal2 yang telah di berikan oleh guru pembimbingnya.

Usai keluar dari tempat bimbel sang hawa kemudian terduduk di sebuah bangku, dan kembali dia menunggu.

10 menit berlalu, namun saudara perempuannya belum jua menjemputnya. "kemanakah duhai kakakku ini?? Hisk, mana perut sudah konser gini?!" gerutu sang hawa.

Tit tit tit tit, terdengar bunyi keypad HP sang hawa.

"kak!! Kemana aja ce? Aku sudah lama nunggu neh!!"

1 message sent

"oh, mu'up ya dik kakak lg di rumah teman bentar lagi ku jemput! Okay??"

Setelah membaca pesan dari saudara perempuannya sang hawa kemudian mulai mendendangkan sebuah lagu kesukaannya.

Saat kau tak ada, saat kau tak di sini terpenjara sepi ku nikmati sendiri.

Ingatan Sang hawa mulai melanglang buana ke sebuah kota tempat sang adam berada. "dia lagi apa y?? Hemmm, andai saja dia dekat, pasti aku ndak sendirian gini"

beberapa menit kemudian akhirnya saudara perempuan sang hawa datang.

"maaf ya dik udah lama nunggu"

"huh, kakak kemana aja?? Aku kan kedinginan nungguin kakak dari tadi"

"maaf maaf maaf!" balas sang kakak

"okey dah, berhubung aku baik hati neh!" sambung sang hawa

sepanjang perjalanan pulang sang hawa melihat tanda-tanda yang mencurigakan dari kakak perempuannya itu.

"kak, kakak kenapa sih kok kelihatannya gelisah??"

"oh, ndak apa-apa kok dik"

namun tetap saja kegelisahan terpancar dari body language sang kakak.

Brakkkkkkk!!!

Sepeda motor yang di tumpangi sang hawa terjatuh.

Gelap sesaat, sang hawa pingsan di trotoar di jalan veteran di depan kampus UB.

Setelah bangun dari pingsannya sang hawa merasakan perih yang sangat menyiksa di lutut kirinya.

"kak, kakak tidak apa-apa??" sang hawa membangunkan saudara perempuannya yang masih tergeletak lemas di trotoar.

Setelah terus menerus memanggil-manggil nama kakaknya, sang hawa akhirnya berteriak meminta bantuan.

Tak lama kemudian ada beberapa orang yang datang dan menolong mereka.

Sang kakak akhirnya di bawa ke sebuah klinik untuk mendapatkan perawatan.

Selang 30 menit berlalu akhirnya sang kakak tersadar.

"kak, kakak tidak apa-apa kan?? Aku khawatir, kakak sudah 30 menit tidak sadarkan diri" kata sang hawa sambil mengelus halus tangan sang kakak.

"i, iya dik! Kakak tidak apa-apa kok! Tenang saja ya" jawab sang kakak lirih

setelah memastikan kalau keadaan kakaknya baik-baik saja akhirnya sang hawa memutuskan membawa kakaknya pulang ke kostnya.

Beberapa hari kemudian sang hawa memberanikan diri bertanya kepada kakaknya, "ehmmm, kak kenapa kemarin kakak terlihat begitu gelisah?"

"iya, kamu menyadarinya ya dik? Maafkan kakak ya!"

"tapi kenapa kak? Ada apa?"

"kemarin kakak cuma kepikiran saja dengan teman dekat kakak, karena ada yang bilang dia selingkuh"

"apa???" sang hawa terkejut

"iya dik, kakak sedih sekali. Entah berita itu benar atau tidak"

"sudahlah kak, jangan terlalu berprasangka dulu jika belum ada bukti yang nyata"

"iya dik, maafkan kakak ya. Gara-gara rasa cemburu ini kita jadi mengalami kecelakaan"

"iya kak, ya sudah sekarang kakak istirahat saja ya"

"iya, makasih ya dik"

sang hawapun kemudian kembali ke kamarnya. Dan kemudian mulai jemari lentiknya menggoreskan tinta di diarynya.

Jika memang kita terpengaruh pikiran negatif, maka kita harus segera menghapusnya bagaimanapun susahnya.

No comments: