Wednesday 12 October 2011

Cerbungsi :: Laju hati Bintang (lanjutan)

Airmata di atas Sajadah

oleh Bintang Arini pada 28 September 2011 jam 4:03
Sang Hawa usai selesaikan kewajibannya pada sang Tuhan, terduduk dia bertafakur di atas sajadah.

Masih tetap dalam balutan mukena putihnya, jemari lentiknya memegang sebuah tasbih kecil berwarna ungunya dan bibir mungilnya kembali berdizir dan bermunajat padaNYA.

Mata jelinya terpejam, terduduk syahdu dia bersama sang Tuhan.
Di keheningan duduknya, kristal bening itu menetes dan membasahi kelopak mata hingga akhirnya turun membasahi pipi serta mukenahnya.

Tetap diam dalam duduknya, dia tetap berdo'a usai lantunan dzikir terhenti dari bibirnya.

Ya Allah Sang Pemilik dan penguasa hati. Engkau ada dan tak pernah tidur barang sedetik, ampunilah aku dan dosa kedua orang tua serta saudara-saudaraku.

Ya Allah, Ya Rahman, Engkau yang Maha Pemurah. Selalu berkahilah jalanku mencari rizkiMU, mudahkan serta bimbing aku mencari rizkiMU yang halal dan barokah.

Ya Allah, Ya Rahim, Engkaulah sang Maha pengasih dan penyayang.
Ya Allah, Engkau tahu apa yang ada di dalam hatiku.
Engkau yang tak pernah sedetikpun meninggalkanku, Engkaupun kini tahu ada sebercak tinta berwarna merah jingga di hatiku ini untuk sang adam disana.
Ya Allah, atas ijinMUlah kasih ini tumbuh untuknya dan atas ridhoMUlah kami bertemu.
Ya Allah, jika memang Engkau tlah menjodohkan aku dengan dia satukanlah kami dalam cintaMU, cintaMU dengan cara yang indah dan halal.

Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim.

Inilah airmata senjaku di atas sajadahku, untukMU atas pengabulan do'aku.
Maka mudahkan dan ridhoilah jalanku.
Amin Ya Robbal Alamin.

Yang Ku Tahu Cinta Itu Indah [Afgan ft Nagita Slavina]

oleh Bintang Arini pada 05 Oktober 2011 jam 23:42
Tak pernah aku membayangkannya
Bila insan sedang patah hati
Kali ini ku rasakan sesungguhnya

*
Siang hari ku bagaikan malam
Pelangipun berwarnakan kelam
Inikah yang dinamakan patah hati

**
Tak ingin ku jalani cinta yang begini
Yang ku tahu cinta itu indah
Tak ingin ku rasakan jiwa yang tak tenang
Ku mau kau tetap di sisiku

Tentang Hati Hawa

oleh Bintang Arini pada 07 Oktober 2011 jam 12:21
Selamat pagi sang adam, apakabarmu di sana??
Satu bulan kita tidak bertemu, kamu sehat-sehat saja kan??
Sang adam, maafkan sang hawa yang hendak berpaling dari kisah STARMILD.
Sang adam, maafkan sang hawa karena tlah coba mengenalnya.
Sang adam, hawa lakukan ini karena diammu akan hati sang hawa.
Sang adam, maafkan hawa ya!!! Hati ini tak karuan, terlalu banyak problem hidup yang harus tertangani.
Sang adam, maafkan sang hawa ya! Mungkinkah ini kehendakNYA yang menunjukkan kuasaNYA akan kisah STARMILD??
Saat ku coba mengenalnya, dia punya ilmu agama yang bagus sepertimu atau mungkin lebih tinggi tapi aku tahu ada yang lain yang ternyata sesuai dugaanku.
Sang adam, maafkan hawa ya?? Hawa tak tahu harus bagaimana hadapi perasaan ini, tapi sesuai katamu, kita serahkan pada sang Pemberi Hidup dan juga kata-kata mujarabmu (bagiku) Asshobrun Jamil, gitu kan???

Sang adam, sang hawa galau...
Bagaimanakah kisah STARMILD akan berakhir??
Hati hawa kalut, sanggupkah jalani semua ujian hidup ini??
Sang Adam, bicaralah tuk tenangkan batin yang penuh gejolak ini... 

Bunga-Bunga Cinta [Dude Harlino ft Asmirandah]

oleh Bintang Arini pada 09 Oktober 2011 jam 9:23
Tak pernah terlintas di benakku Saat pertama kita bertemu
Sesuatu yang indah tumbuh dalam gundah Harum dan merekah

Tulus hatimu buka mataku
Tegar jiwamu hapus raguku
Memboncah di hati harapan nan suci
Menyatukan janji

Bunga-bunga cinta indah bersemi diantara harap pinta padaNYA
TUHAN tautkanlah cinta di hati
Berpadu indah dalam mihrab cinta.

Ada Cinta [Acha ft Irwansyah]

oleh Bintang Arini pada 09 Oktober 2011 jam 16:05
Ucapkanlah kasih satu kata yang kunantikan
Sebab ku tak mampu membaca matamu, mendengar bisikmu.

Nyanyikanlah kasih senandung kata hatimu
Sebab ku tak sanggup mengartikan getar ini
Sebab ku meragu pada dirimu.

Mengapa berat ungkapkan cinta padahal ia ada dalam rinai hujan, dalam terang bulan juga dalam sedu sedan.

Mengapa sulit mengaku cinta padahal ia terasa, dalam rindu dendam hening malam cinta terasa ada.

Jika Aku Menjadi [Melly G]

oleh Bintang Arini pada 10 Oktober 2011 jam 18:07
Malam tak bertuah, siang tanpa pesan
Sinisnya hari menyapa diriku
Manusia biasa mungkin takkan sanggup
Merenangi nasib gelap gulita
Bentangkan hatiku Tuhan peluk aku
Cinta sahabat menafkahi jiwa.

Jika aku menjadi seperti yang lain hidup bercahaya
Mungkin saja aku kehilangan rasa syukur, tak tersenyum dalam damai.
Coba kau jadi aku, sanggupkah bernafas tanpa udara.
Namun ku nikmati nasib dan takdir hidup ini bila Tuhan yang mau.

Jika aku menjadi berubah melawan garis yang tertulis.
Bukannya Tuhan tidak mendengar do'a kita tapi Ia tahu yang terbaik.
Jika aku menjadi

Satu Titik

oleh Bintang Arini pada 12 Oktober 2011 jam 6:42
Sore itu, di tanggal 22 April 2011 ku terdiam di tepi jalan di dekat rumahmu.
Ku terdiam terpaku sendiri menanti kendaraan yang akan membawaku pulang ke rumahku.
Tetap dalam diam, tiba-tiba jantung ini berdesir halus, dag dig dug..
Aku serasa mau pingsan walau dalam hati ku tetap berdzikir padaNYA, hatiku tetap tak tenang, ada apakah gerangan yang akan terjadi??

Sepintas dunia terasa terhenti, aku terhijab dalam satu waktuNYA.
Kau dengan pelan mengendarai motormu keluar dari sebuah gang, dan aku seperti membeku.
Kau pelan lajukan motormu, kau sempat melihat ke arahku dan akupun makin menahan nafasku.
Dag dig dug, mata kita bertemu di satu titik.
Aku serasa dunia benar-benar berhenti, ku kira kau akan berhenti tuk sekedar menyapaku, tapi... Aku kecewa, kau tetap lajukan motormu.

Di dalam kendaraan yang membawaku pulang, ku terisak ku lajukan airmataku tak perduli orang2 menatapku nanar.

Ku ketik "AKU MUAK PADANYA" di akun Twitterku tuk lampiaskan kesal bercampur emosiku.

Tak tahukah, dengan diammu aku terluka? Padahal pertemuan kita sebelumnya di dekat kantormu kau juga masih membiarkanku tanpa kejelasan yang pasti, mau di bawa kemana hubungan kita ini?? Apakah benar seperti perkataan kawan-kawanmu bahwa kau tak memberikan kejelasan padaku karena kau tlah bersamanya?

Wajarlah jika aku terdiam dalam kesakitanku serta semua keraguan yang terlintas di benakku?

Kau juga terdiam, jika memang tak ada perasaan kenapa kau mau membalas pesanku? Tak sadarkah jika hati ini tetap bertanya-tanya?

Namun, entah ini alur takdirNYA atau hanya skenariomu mata kita kembali bertemu dalam satu titik tepat di bulan syawal, tepat di tanggal 4 september 2011.

Subhanallah, hati ini kembali berdetak tak karuan saat ku terdiam dalam kamar dan memandangimu dari balik jendela kaca.

Aku tak tahu bagaimana untuk menghampirimu, perasaan hatiku sungguh tak menentu.
Akhirnya ku kirimkan pesan via twitter "aku hanya mampu melihatmu dari balik kaca"

beberapa menit kemudian, ku lihat kau gerakkan tubuhmu yang kau arahkan ke sebuah jendela kaca tepat di mana aku tengah menatapmu.

Dag dig dug, jantungkupun berkontraksi kencang.
Ku kembali melihat cokelat matamu, kupun terlena dalam mihrabku.

Dalam kamar aku terdiam, aku malu tuk berhadapan lagi denganmu walaupun sangat ingin menghampirimu.

Akhirnya ku bilang pada temanku yang juga kenalanmu, "apakah aku sudah bisa keluar dan menemuinya?? Tapi aku malu"

dan akhirnya, setelah di desak, mau tak mau aku menemuimu.

Sejenak hati ini berdesir tak karuan, hemm ini pertemuan ke 9 kita. Dan aku serasa bermimpi, ku temui lagi senyummu.

Kita terdiam saling berhadapan, dan kau terus saja menghisap rokokmu dan ku mengencangkan tissue di wajahku. Teringat kembali pertemuan kita di surabaya tanggal 4 maret 2011, kau ucap "yaaa, untuk menghilangkan pikiran negatif saja" saat ku bilang "ku tak suka kau merokok". Hemmm, ku hanya diam mengalah.

Ku lihat asbak rokok di meja, "hah, sudah habis 3 biji?" batinku.

Ku memilih masuk ke dalam, ku kecewa padamu kau tak paham ku tak suka rokok! Hilang sudah hasratku tuk habiskan waktu ngobrol denganmu.

Namun, tetap ada yang ku suka saat itu akan penampilanmu.
Kau datang dengan mengenakan kaos putih, jaket merah dan sarung, kau buatku tersenyum. Ku kembali teringat celetukanku, "ku lebih suka melihatmu memakai sarung dari pada celana jeans" dan kaupun meng-iyakan.

Aku merindukanmu sang adam, entah di mana engkau berada sekarang, ingatkah tatapan kita di satu titik itu???

Bukankah itu anugerah terindahNYA??

No comments: