Thursday 16 February 2012

Bintang Story

Bintang's Story [Perjalanan hati]



Bulan Juli 2009

"Maaf pak, Bintang tidak bisa meneruskan magang karena sakit"

---

Sang Bintang menghilang dri keramaian dunia, diapun terhijab dalam 'dunia'nya sendiri di kamar berukuran 3x2.5m Dia hanya diam berteman sajak dan buku-bukunya serta akun FBnya.

Sang Bintang tahu, di luar sana banyak kawan yg mempergunjingkan dia, sang bintang hanya diam dengan airmatanya. "kalian tak tahu apa-apa" batinnya.

Bulan Agustus 2009,

"obat yang di berikan dokter tak mempan, bagaimana ini?"

prang!!!

Sang Bintang terjatuh di dapur, dari kepalanya keluar darah segar. Beruntung saudaranya seorang mahasiswa kedokteran, penanganan segera di lakukan.

"kak, ada apa dg diriku?? Aku biasanya tak seperti ini, kak aku kenapa?"

"iya, ada penyumbatan syaraf yang menghambat aliran darah ke otaknya" kata seorang terapis yg jg saudara Bintang.

"jadi kami harus apa?"

"dia harus banyak istirahat, jgn terlalu capai berfikir"

November 2009
"ahh, sakit!! Ibuuuu!!" brak Bintang pingsan di ruang tamu.
"cepat panggil terapis (ustad) itu!!" teriak sang bintang di luar kesadarannya.

"cepat keluar dari gadis ini, kasihan dia" ucap terapis sambil memijat ujung jempol kaki kanan sang bintang.

"aku hanya kasihan dg anak ini, dia diam dlm kesakitannya. Aku jg ingin menjodohkan sekaligus memberi pelajaran sama cucuku! Dia gus, tapi tidak menjaga pergaulannya dg lawan jenisnya"

brak.. Sang Bintang kembali tak sadarkan diri.

5 Desember 2009

Tengah malam Sang Bintang sesak nafas, akhirnya dia di bawa ke Rumah Sakit.

Setelah selang oksigen di pasangkan di saluran pernafasan sang bintang, dia terlelap dalam putih cahaya itu.

"Tuhan, rasanya hamba tak kuat hidup di dunia ini, Tuhan rasanya sakit."
sang Bintang berdialog dengan sebuah cahaya di hadapannya.

"Tuhan, cahaya apa itu? Tuhan, hangat dan damai sekali, aku mau ikut cahaya itu"

"bintang! Bintang kamu dimana?? Aku datang! Tunggu aku!" sayup-sayup terdengar suara lelaki yang pernah dikenalnya membuyarkan langkahnya menuju cahaya itu.

Februari 2010

"salahkah aku di perdengarkan suaramu di malam itu?? Salahkah aku ketika kau seterusnya muncul di tiap mimpiku?? Aku ini siapa? Kenapa harus kamu" sang bintang menahan sakit di jantungnya, di samping seorang pria yg di temuinya di tiap malamnya.

"aku bukan siapa-siapa bintang!" sang pria kemudian berlalu dg motornya membiarkan sang bintang yg masih terisak di tempat duduknya.

September 2010

"mbak, siapkan diri untuk operasi ya. Ingat! Mbak tidak boleh stres, tidak boleh mengangkat beban berat, ingat semua pantangan dokter y mbak. Ingat, operasi ini satu-satunya cara agar syaraf mata mbak tidak putus" pesan dr febi terus menerus terngiang di benak sang bintang.

Februari 2011

"tanggal 13 ada khoul kakekku, ada 6000an undangan yg akan datang, kamu datang ya"
"aku malu"
"tak perlu malu, kamu tinggal duduk manis di masjid kok"
"insyaAllah ya, aku jg ada acara di pandaan dg teman2q"

Maret 2011

"mbak mantannya MGA ya? Aku kasihan dg mbak tiap kali nulis status pasti tentang dia, dia itu teman perempuannya memang banyak! Tiap kali punya pacar pasti dia kasih tahu aku"
"aku hanya temannya, knpa?"
"iya aku hanya kasihan mbak, jgn terlalu mengharapkan orang seperti dia"

"aku g nyangka kamu seburuk itu! Ternyata benar suara waktu aku kerasukan dlu. Gila y kamu, aku kira kamu ikhwan yg sholeh! Aku salah nilai kamu"
"kamu jgn mencari2 keburukanku terus, kamu g kenal aku & rubah dlu sikap sok tahu itu! Ngapain jg kamu tanya2 ttg aku sma teman2 aku?? Kamu mau nyari aib aku kan?"
"lihatlah inbox2 di HPq ini"
"aku g akrab dg laki2 itu, & untuk inbox dari perempuan itu di ambil positifnya saja"

Mei 2011

"aku takut mati"
"kamu itu! Jgn sok tahu dg kematian, semua orang tidak ada yg tahu kapan kematian itu datang"
"tapi, rasanya jantungku sakit! Aku tahu rasanya sakaratul maut itu"
"hahahaha, kamu sok tahu! G gtu rasanya sakaratul maut, kamu mondok aja dl cri ilmu yg benar"
sang gadis makin mengencangkan genggamannya di dada sebelah kirinya, "kamu memang tak pernah tahu & tak peduli dg sakitku" batin sang bintang.

September 2011

"maafkan aku" ucap sang bintang memecahkan keheningan yg ada.
"iya, sama-sama" jawab sang pria di hadapannya.
"kamu kapan pulang dari kalimantan?"
"hari raya -10"jawab sang pria sambil terus menghisap rokok di hadapannya.
Sang Bintang merasakan penat & sesak, diapun bangkit dan pergi dari pria yg di kasihinya. "ku sudahi penantian hatiku ini, kamu tak memahami aku, ku harap ini adl benar2 akhir dari semuanya"

Desember 2011

"mbak Bintang jg korban dari MGA?? Mbak, dia dlu pernah bilang mau melamar aku" deg! Semua terasa gelap, sang bintang tenggelam dalam ketidaksadarannya.
"tidak kok dik, aku tak pernah dia beri harapan indah seperti yg dia beri padamu. Ini hanya tentang hatiku saja yg mengharapkan kasih dari orang yg salah. Ya kini aku sadari, ini bukan cinta yg benar. Aku sadar, cinta tak seharusnya ada sblm ada ijab".

4 Desember 2011

"mbak juga korban dari MGA ya?" inbox baru muncul di FB bintang

deg deg deg, "siapa lagi ini?" batin bintang

bla bla bla, kedua perempuan yang merasa pernah di sakiti MGA itu kemudian larut dalam sebuah percakapan di telephone.

05 Desember 2011

"ibu, aku minta ijin mengikuti acara tahun baru islam di pondok pesantren Kejayan ya! Sekalian ngerayain ultah juga, hehehehe" ucap bintang sambil menyembunyikan tangis tertahan di hatinya.

"tapi acaranya sampai malam lho nak!"

"iya bu, biar nanti bintang menginap di rumah teman" jawab bintang. Bintang menyembunyikan pahit itu, padahal dia ingin menangis sendirian di tempat sepi. Malam itu sambil menahan tangis Bintang mencurahkan isi hatinya pada sahabatnya. Iya, di malam ulang tahunnya dia menangis.

"bunda, aku mau ke kampus dulu ya! Aku mau mengurus beberapa surat cuti, ya siapa tahu bisa melanjutkan"

20 Desember 2011

"bagaimana dok hasil operasi kemarin? Ada masalahkah? Maaf saya baru bisa kontrol sekarang" beberapa menit kemudian bintang menjalani beberapa pemeriksaan di poli mata.

"bintang!!" terdengar seorang gadis memanggil namanya. "aduh siapa ya? Mana mataku burem gini?" batin bintang

setelah selesai pemeriksaan awal bintang terduduk di ruang tunggu untuk menunggu pemeriksaan selanjutnya. Selama menunggu bintang teringat "oh tadi kan anis teman SMAku" segera dia menghubungi temannya Fia FB.

Ruang 9 RSSA

"Bagaimana dok?"
"sekarang mata mbak sudah di perbesar retinanya jadi u/ cek lensa mata nunggu besok saja, lalu jika kepalanya masih suka sakit kita rujuk ke neuro saja ya mbak"

"iya dok, besok saya ke neuro"

23 Desember 2011

bintang memberanikan diri ke poli syaraf di RSSA, tapi ada setitik keraguan di hatinya. "ah jangan2 ini cuma psikis saja seperti tuduhan dokter di pasuruan dan beberapa saudara" batinnya. "tapi sudah tanggung aku sudah di poli syaraf, ya sudahlah"

"apa keluhannya mbak?"

bla bla bla, bintang mengutarakan semua kesakitan yang di rasakan selama bertahun2 itu kepada dokter lucky sambil menangis tersedu-sedu apalagi ketika bintang menceritakan salah diagnosa yang terjadi di RSUD Soedarsono Pasuruan yang sempat membuat dirinya down sampai mengira dirinya gila/psikis seperti tuduhannya.

Di dengarnya sang dokter terus mengucapkan "kasihan sekali" secara berulang-ulang yang membuat airmata bintang tambah luluh.

Usai puas menangis, bintang di periksa oleh dokter perempuan itu. Benar saja bintang di sarankan untuk CT Scan karena seringkali kepala bintang terluka.

Deg deg deg, "tapi saya belum punya biaya dok" ucap bintang lirih

"kalau begitu saya beri obat penahan rasa sakit ya, 1 minggu lagi kontrol"

"iya dok"


[bintang's story: perjalanan hati - Tentang pelangi]



Tentang pelangi, entah berapa kali ku melihat senyuman pelangi menatapku.
Ini tentang cuplikan jalan takdir Tuhan yang tengah ku lalui.

Mei 2010, tepat setelah kakakku baru keluar dari rumah sakit. Aku harus bolak-balik Malang-Pasuruan, ku tak tega dan tak kuasa meninggalkan kakakku yang baru saja keluar dari rumah sakit, ku ingin menemaninya.

Siang itu ku bawakan makanan untuknya dari rumah, dan setelah sampai di rumah Malang entah mungkin kecapean aku terjatuh dan kepala sebelah kanan benjol besar serta sempat muntah. Ya mungkin gegar otak ringan, namun ku beranikan diri pulang setelah meminum obat.

Sepanjang perjalanan, sangat sakit ku rasakan namun ku tetap melangkah. Dan subhanallah, pelangi itu tersenyum padaku di langit pasuruan.
Pelangi itu tersenyum di langit barat dan dia sembuhkan nyeri di kepalaku dengan senyumannya.

4 September 2010

pelangi itu kembali tersenyum kepadaku di ruang operasi di Klinik Mata Malang, tepat 1 minggu setelah operasi pertama penyambungan syaraf mataku yang hampir putus di laksanakan.

Malam itu selepas isya' ku temui pelangi itu ketika mata kananku di tembakkan sinar laser. Subhanallah, ku lihat pelangi itu, ku lihat pantulan bola mataku. Sambil terus berdzikir, ku lalui tembakan sinar laser itu sembari berdo'a memohon kesembuhan.

Pelangi, inilah ceritaku dan pelangiNYA. ^.^

No comments: