Wednesday 7 January 2015

Kisah Baru



Apa kabar Cinta? Masihkah tertanam kuat dalam beningnya hati Hawa ataukah telah terkikis bersama waktu yang takkan pernah mau menunggu penantiannya?
Apa kabar Hawa? Masihkah tegar dalam penantian? Telah lama tanya menggema dari satu lisan ke lisan yang lain. "Kemanakah Hawa dan sejuta cerita dari Jemarinya?", "Kemanakah Hawa dengan segala keoptimisannya akan Adam yang terus berjalan menjauh dan berharap dia akan berbalik menyambut uluran tanganmu, Hawa?".
Apakabar Adam? Apakah waktu tak mampu merambah hatimu untuk mengengok sejenak pada penantian Hawa?
***
2009 aku mengenalnya, sosok lelaki pertama yang menyapaku disaat aku tengah terpuruk. Dalam maya, pertemanan kami menjerumuskan pada sebuah kubangan berwarna merah muda bernama cinta. Kala itu aku tak pernah percaya dan mau tahu apakah cinta itu? Apakah hanya sekedar ucapan I Love You, rona merah pada sebuah wajah, ataukah debaran lembut yang kian berdentum kala bertatap atau bersua dalam maya? Aku tak tahu, sungguh tak tahu. Hingga dia datang dengan segala ucapan optimis dan religi untukku yang tengah dilanda pilu? Adam.
aku tak pernah tahu perasaan apa yang mampu membuatku merelakan angka tahun untuk menantinya memahami perasaanku padanya. Ya, aku tak mengerti sekuat apa hati ini hingga mampu bertahan dalam penantian kasihnya. Adam.
Ramadhan menamparku. Ya, Senja di Ramadhan itu menyodorkan sebuah kartu mati padaku. Dalam senja itu, tatapan kami kembali dipertemukan. Tatapan terakhir kami. Adam dan Hawa. Hingga suara dibalik telepon itu seketika membuat hatiku mati rasa. Penantianpun menemui masanya.
Lalu, kesadaran ini mulai terbangun. Masihkah aku mengharapkan seseorang yang telah mengkhitbah seorang Hawa disana?
Kupejamkan mata, kubalut hati dan membubuhinya dengan segala doa yang mampu terucapkan pada sang pemilik hati. Allah.
Setelah kusadari, butuh waktu yang lebih untuk membenahi hati. Sang Iman yang masih labil mudah terombang-ambing dan berkali jatuh dalam dosa. Tertatih aku berbenah, berharap hati yang dulu mampu kembali memsucikan diri dan hanya bertahta Dia yang memilikinya. Sampai detik ini, tahta itu sejatinya milik Ar Rahman, namun kenapa masih berharap kepada selainNya?
Aku, Hawa. Dengan mengucapkan Bismillah, kututup penantian akan adam. Dan yakin, takdirNya akan mempertemukan dengan seorang adam lain yang memang telah Allah takdirkan. Kisah baru menanti.
Bismillah.










No comments: